Polda Jogja Bergerak Cepat Selidiki Pelaku yang Cekoki Ciu ke Kucing

- Jumat, 18 Oktober 2019 | 10:46 WIB
Instagram/@azzam_cancel
Instagram/@azzam_cancel

Belakangan ini netizen Indonesia tengah dihebohkan dengan kasus kematian seekor kucing karena diberi minuman keras. Perilaku tak berprikemanusiaan ini dilakukan oleh seorang pria bernama Azzam. Perbuatan biadab yang dilakukannya pada seekor kucing anggora ini untuk membuktikan dampak mematikan dari minuman keras di tubuh binatang.

Parahnya lagi, ia sampai mengunggah hasil eksperimennya di Instastory pribadinya, @azzam_cancel. Dalam unggahan itu terlihat kucing anggora yang diberikan ciu langsung kejang-kejang. Tak hanya satu, Azzam bahkan mengunggah 6 video yang memperlihatkan detik-detik kucing berwarna abu-abu itu menderita.

Bukannya merasa menyesal dan ketakutan, Azzam justru berlagak seperti ahli forensik dengan memeparkan kondisi yang dialami oleh kucing tersebut.

"50% ciu bekonang sudah masuk dalam darah. Merusak sebagian sistem saraf dalam otak. Otak tidak mampu memberikan instruksi kepada organ tubuh, sehingga pandangan kabur dan kesadaran mengurang.” tulisnya dalam salah satu instastory unggahannya.

Sontak saja unggahan video ini dibanjiri oleh ribuan komentar netizen yang mengecam perbuatannya. Netizen berharap agar Azzam segera diproses hukum karena telah melakukan perbuatan yang sangat keji.

Menanggapi viralnya video keji yang dilakukan oleh Azzam, Polda Jogja langsung melakukan penyelidikan lebih lanjut. Usai menerima laporan dari netizen, aparat kepolisian langsung mendatangi lokasi Azzam melakukan aksinya.

"Dari keterangan tersebut, diketahui bahwa Sdr. AAH tinggal di salah satu Cafe di kawasan Kalasan. Kemudian Kabid Humas @PoldaJogja berkoordinasi dengan Kapolsek Kalasan" tulis Polda Jogja dalam unggahan di akun Twitter, PoldaJogja.

Dari keterangan yang didapat oleh Polda Jogja, Pria berusia 22 tahun itu berasal dari Tulungagung dan merupakan mahasiswa di salah satu PTN di Jogja. Dalam unggahan tersebut, tim Polda Jogja mengatakan bahwa saat tim sampai ke cafe tersebut, Azzam alias AAH sudah pulang ke Tulungagung.

Dari keterangan yang didapat tim Polda Jogja, dua rekan Azzam yang juga tinggal di cafe tersebut membenarkan bahwa Azzam lah yang meminumkan ciu kepada kucing anggora tersebut.

Tim Polda Jogja akan terus mengembangkan kasus ini agar Azzam dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah menyebabkan kucing anggora tersebut mati kejang-kejang. Azzam juga telah mengunggah video klarifikasinya mengenai pemberian ciu ke kucing Angora tersebut. Dia berdalih justru sedang berusaha menolong kucing tersebut karena memakan tikus beracun.

Namun, klarifikasi ini dinilai hanya sekadar pembelaan oleh netizen. Doni Herdaru sebagai salah satu pencinta hewan memaparkan sejumlah kejanggalan dalam video tersebut. Dia menjabarkan analisis singkat mengenai poin-poin klarifikasi Azzam lewat akun Instagramnya.

  1. Tidak ada tampak usaha benar2 menolong dalam video. Semua seadanya, dan tidak ada kepanikan. Sangat santai, tidak menunjukkan kedaruratan.??
  2. Kucing keracunan, ditolong sambil divideokan dan ditoyor2 saat sudah mati, sambil dikomentari. Jika ini kucing peliharaan, dimana owner saat ajal menjemput? Dimana kesedihan dan tangis owner yg umumnya mengiringi kematian peliharaan.
  3. Kebiasaan peminum, menuang minuman 1/5 atau 1/6 gelas. Sedikit sekali. Seperti di gelas plastik itu. Adakah mengobati keracunan dengan siapkan air sedikit macam org minum minuman keras? Ini analisa perilaku peminum??.
  4. Kucing Anggora, tidak memiliki naluri sebaik kucing lokal dalam insting berburu dan memakan hewan kecil seperti tikus.
  5. Jika kucing dikatakan keracunan dan mati akibat makan tikus yang sudah diracun, level dosis fatal yang dimakan tikus, belum tentu menjadi dosis fatal pada kucing yang notabene badannya lebih besar. Perlu dosis berbeda, untuk mencapai dosis fatal.
  6. Dikatakan bahwa kucing makan tikus yang sudah diracun. Sebegitu laparkah sang kucing ras yang enggan makan sembarangan hingga menyantap tikus? Badannya tidak menunjukkan kondisi dia super kelaparan.
  7. Tindakan merekam dan mengunggah video dilengkapi dengan narasi provokatif, yang harus dipertanggungjawabkan. Motif akan terungkap setelah menjalani penyidikan/penyelidikan polisi nanti.
  8. Terduga pelaku dipersilakan menjelaskan alibinya, yang nantinya alibinya akan kita bantah point per point.
  9. Kucing keracunan, salah satunya menunjukkan gejala2 seperti mulut berbusa, keluar darah dari mulut hidung telinga. Tidak ada tampak pada video tersebut.
  10. Rentetan analisa ini bukan sikap reaksioner, namun menanggapi upaya2 menghindari jerat hukum si terduga pelaku. ??
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Doni Herdaru Tona (@doniherdaru) on

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X