Sandiaga Uno Kritisi Ajakan Pemerintah untuk Berdamai dengan Corona

- Rabu, 13 Mei 2020 | 10:40 WIB
Sandiaga Uno saat memberikan bantuan kepada keluarga pemulung di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. (ANTARA/ HO)
Sandiaga Uno saat memberikan bantuan kepada keluarga pemulung di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. (ANTARA/ HO)

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menyoroti langkah pemerintah soal virus corona yang melanda Indonesia. Salah satu yang disoroti Sandi ialah, pernyataan Presiden Jokowi yang menyebutkan bahwa masyarakat harus berdamai dengan virus corona.

Presiden Jokowi sempat memberikan pernyataan bahwasanya masyarakat harus bisa berdamai dengan virus corona, hingga vaksin untuk wabah ini ditemukan.

Namun, pernyataan ini justru menimbulkan kritik dari sejumlah pihak. Pasalnya, pemerintah sempat menyebutkan bahwa masyarakat harus memerangi wabah virus corona yang melanda Indonesia.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Sandiaga Salahuddin Uno (@sandiuno) on

Terkait dengan munculnya kritikan itu, pihak Istana menjelaskan, maksud dari kata berdamai adalah mengikuti semua kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, untuk mencegah penyebaran virus corona.

Menurutnya, pernyataan seperti itu dapat melemahkan semangat para garda terdepan untuk berjuang melawan virus corona.

Sandi soroti pernyataan damai dengan virus corona

-
Sandiaga Uno (kiri) saat menghadiri pelaksanan rapid test di kawasan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Rabu (29/4/2020). (ANTARA-HO Relawan Indonesia Bersatu Lawan COVID-19)

Dalam akun Instagram-nya, Sandi mengungkapkan bahwa kata damai terhadap virus corona, bisa menurunkan moralitas prajurit yang berada di garda terdepan memerangi virus corona.

"Seruan damai terhadap corona mungkin dapat terdengar menyejukkan bagi kita yang tidak tau ujung pandemi ini, tapi akan terdengar menakutkan bagi mereka yang setiap hari bertempur melawan COVID-19, karena kata damai dalam berperang dapat menurunkan moralitas prajurit yang bertempur di garis terdepan," ujar Sandi, dalam sebuah unggahan video di akun Instagram-nya pada Selasa (12/5/2020).

Menurut Sandi, pernyataan tersebut tidak tepat disampain oleh pemimpin negara, karena akan berdampak kontraproduktif dengan kebijakan penangangan virus corona yang sudah ada sebelumnya.

Sandi menilai pemerintah tak berhati-hati dalam memberikan pernyataan. Pernyataan itu menurutnya bisa saja melukai hati masyarakat. Pasalnya, masyarakat kerap kali diminta untuk berhati-hati dalam berucap, jika salah sedikit saja bisa berujung ke ranah hukum.

"Kita rakyat biasa senantiasa diminta berhati-hati dalam memilih kata,m salah ucapan sedikit bisa dijemput paksa. Jerat undang-undang senantiasa mengintai, kicauan berujung penjara," sambungnya.

Ia menambahkan, kata kini telah menjadi senjata bagi para penguasa. Sebaris kalimat kata Sandi bisa menghancurkan komitmen satu bangsa dalam menghadapi krisis.

"Kata telah menjadi senjata milik penguasa. Satu kata bisa mengoyak keputusan yang telah dibuat sebelumnya. Sebaris kalimat mampu menghancurkan komitmen satu bangsa dalam menghadapi krisis," lanjutnya.

Sorotan Sandi terhadap izin bepergian

-
Petugas kepolisian memeriksa warga yang melintas di tol Jakarta-Cikampek, Cikarang Barat, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Dalam video berdurasi kurang lebih lima menit itu, Sandi juga menyoroti kebijakan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), yang mengizinkan para pejabat negara untuk melakukan perjalanan dinas.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Polres Langkat Musnahkan Barbuk Ganja dan Sabu

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X