Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan Penasehat Keamanan Gedung Putih yang baru, Robert O'Brien, pada Rabu (18/9) petang waktu Amerika Serikat, untuk menggantikan John Bolton.
Mantan negosiator sandera Amerika Serikat ini merupakan Penasehat Keamanan keempat Trump, dalam waktu dua tahun pemerintahannya sejak dilantik pada tahun 2017 lalu. Ya, O'Brien merupakan negosiator ulung Negeri Paman Sam. Suatu rekor baru dalam Pemerintahan Amerika Serikat.
Trump mengetahui dan mengagumi sosok O'Brien dari keberhasilannya membebaskan sandera warga negara Amerika Serikat, dari Korea Utara dan Turki. Termasuk negosiator untuk membebaskan rapper Amerika Serikat A$AP yang ditahan di Swedia atas tuduhan penyerangan.
Selain itu, O'Brien juga sukses membebaskan Danny Burch, warga negara Amerika Serikat yang disandera di Yaman, serta membebaskan jurnalis Austin Tice yang disandera di Suriah. Prestasi ini yang membuat Donald Trump terpukau dengan O'Brien.
"Saya pikir kami memiliki chemistry yang sangat baik, memiliki hubungan yang hebat. Dia adalah pria yang berbakat," kata Trump dalam keterangannya bersama O'Brien sesaat sebelum menaiki pesawat kepresidenan Air Force One di Los Angeles, seperti dilansir Reuters.
Sumber di Gedung Putih mengatakan, O'Brien dipilih lantaran dinilai bisa berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo. Berbeda dengan Bolton yang beberapa kali terlibat beda pendapat dengan Pompeo.
Pompeo sendiri sebelumnya secara langsung mengatakan, ia akan senang bekerja sama dengan O'Brien atau mantan Wakil Penasehat Keamanan Gedung Putih Ricky Waddell, dua nama yang sebelumnya disebut-sebut sebagai calon Penasehat Keamanan Gedung Putih.
"Robert O'Brien merupakan seorang negosiator yang ulung dan pandai berbicara. Ia juga memiliki hubungan yang kuat dengan Menteri (Luar Negeri) Mike Pompeo," sebut sumber tersebut.
Untuk diketahui, sebelum O'Brien, Penasehat Keamanan Gedung Putih dijabat oleh Michael Flynn, H. McMaster dan John Bolton. Berbekal kemampuannya membebaskan sandera, termasuk di Timur-Tengah, O'Brien pun melenggang ke Gedung Putih.
