Aksi Walk Out Amerika Serikat, Kanada dan Inggris Dipastikan Tidak Ganggu G20

- Kamis, 21 April 2022 | 14:27 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (ANTARA/Galih Pradipta)
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (ANTARA/Galih Pradipta)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan G20 tetap menjaga kerja sama dan multilateralisme meski Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) hingga Inggris melakukan aksi walk out dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) ke-2.

“Menariknya meski dalam hal ini ada kecaman keras terkait perang di Ukraina oleh Rusia, namun semua anggota justru mendasari perlunya kita untuk terus menjaga kerja sama G20 dan pentingnya multilateralisme,” kata Sri dalam konferensi pers FMCBG G20 Ke-2 yang diikuti dari Jakarta, seperti dilansir ANTARA, Kamis (21/4/2022).

Beberapa Menteri Keuangan yaitu dari AS, Kanada dan Inggris melakukan aksi walk out sebagai bentuk protes atas kehadiran delegasi Rusia dalam FMCBG ke-2 Presidensi G20 Indonesia yang diselenggarakan di Washington D.C., Amerika Serikat.

Sri Mulyani mengaku sebenarnya G20 telah memahami beberapa skenario mengenai sikap negara G7 dalam merespons kehadiran Rusia termasuk intervensi yang dilakukan oleh mereka.

Oleh sebab itu, hal tersebut tidak mengagetkan bahkan aksi walk out ini tidak mengganggu atau menimbulkan masalah terhadap berlangsungnya diskusi.

BACA JUGA: Media AS Sorot Peran Maudy Ayunda Jadi Jubir G-20, Dinilai Tak Punya Pengalaman Diplomatik

Ia mengatakan dengan adanya negara-negara yang diundang termasuk Ukraina dan organisasi internasional maka pandangan mengenai risiko ekonomi global dapat diakomodasi dengan baik.

“Jadi dalam hal ini ini tidak sepenuhnya mengejutkan. Apalagi bagi kita sebagai ketua sudah dilakukan tanpa mengganggu atau menimbulkan masalah dalam pembahasan kita,“ jelasnya.

Menurut Sri Mulyani, kehadiran Ukraina dan Rusia seharusnya menjadi momentum yang baik karena dapat dibicarakan secara terbuka oleh semua anggota. Hal itu dilakukan agar para anggota G20 mampu mengatasi masalah yang secara sistematis penting bagi perekonomian global termasuk mengenai konflik antara Rusia dan Ukraina.

Terlebih lagi, global belum selesai dengan situasi pandemi sehingga pemulihan masih sangat rapuh dan sangat awal yang kemudian juga ditekan oleh terjadinya gangguan pasokan.

Konflik Rusia dan Ukraina pun memperburuk keadaan dengan meningkatnya harga energi, makanan, pupuk dan bahan baku termasuk komoditas mineral.

Sri Mulyani menegaskan berbagai tantangan tersebut menciptakan tugas yang sangat menantang bagi pembuat kebijakan dalam mendukung proses pemulihan di tengah peningkatan inflasi secara cepat di banyak negara.

“Menurut saya yang lebih menarik, semua anggota melihat G20 adalah forum yang sangat penting, forum kerja sama ekonomi utama untuk kita mendiskusikan baik dalam hal perlombaan maupun berkoordinasi dan berkolaborasi bersama,” jelasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X