Taliban Larang Budi Daya Opium di Afghanistan, Pelanggar akan Dikenakan Hukum Syariah

- Minggu, 3 April 2022 | 18:08 WIB
Petani opium Afghanistan. (REUTERS/Adrees Latif)
Petani opium Afghanistan. (REUTERS/Adrees Latif)

Pemerintah Taliban melarang budi daya narkotika di Afghanistan, yang dikenal sebagai negara produsen opium terbesar di dunia.

"Sesuai dekrit yang dikeluarkan pemimpin agung Emirat Islam Afghanistan, diberitahukan kepada semua warga Afghanistan bahwa mulai sekarang, budi daya opium dilarang keras di seluruh negeri," menurut surat perintah dari pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzada mengutip Reuters via Antara, Minggu (3/4/2022).

"Jika melanggar, tanamannya akan dihancurkan segera dan si pelanggar akan diperlakukan menurut hukum syariah," kata perintah tersebut, yang diumumkan dalam jumpa pers oleh Kementerian Dalam Negeri di Kabul.

Perintah itu mengatakan produksi, penggunaan, atau pengangkutan narkotika lain, juga dilarang.

Baca juga: 3 Cara Mengatasi Lemas di Hari-Hari Awal Puasa Menurut Dokter

Pengendalian obat-obatan terlarang menjadi salah satu tuntutan dari komunitas internasional kepada Taliban, yang merebut kekuasaan pada Agustus lalu.

Taliban sedang berupaya mendapatkan pengakuan formal dari dunia internasional, untuk mengurangi sanksi yang menghantam keras sektor perbankan, bisnis, dan pembangunan.

Menjelang akhir kekuasaannya yang pertama pada 2000, Taliban melarang penanaman opium tapi menghadapi penentangan keras dan akhirnya mengubah pendirian mereka.

Nilai Produksi Capai Rp20 Triliun

Produksi opium Afghanistan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, menurut petani dan anggota Taliban kepada Reuters.

PBB memperkirakan nilai produksi opium di negara itu mencapai 1,4 miliar (Rp20,12 triliun) pada 2017.

Situasi ekonomi yang buruk telah mendorong penduduk di provinsi-provinsi tenggara untuk menanam opium karena lebih cepat dipanen dan memberi hasil lebih banyak dari tanaman lain seperti gandum.

Sumber di kalangan Taliban mengatakan kepada Reuters mereka mengantisipasi penentangan yang keras dari beberapa elemen di kelompok itu terhadap larangan opium.

Mereka juga mengatakan ada lonjakan jumlah petani opium dalam beberapa bulan belakangan.

Seorang petani di Helmand mengatakan, dalam beberapa pekan terakhir harga opium telah berlipat dua, dipicu oleh isu bahwa Taliban akan melarang budi dayanya.

Halaman:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

X