Lembaga Pendidikan Ikut Aktif Tangkal Radikalisme di Kalangan Milenial

- Minggu, 26 Januari 2020 | 08:34 WIB
Diskusi mereduksi radikalisme dan terorisme. (MDM)
Diskusi mereduksi radikalisme dan terorisme. (MDM)

Radikalisme di kalangan masyarakat, termasuk milenial, bisa disebabkan berbagai hal, termasuk di dalamnya pemahaman budaya, agama dan politik.

Hal ini seperti dikatakan pengamat politik dari Populi Center Rafif Pamenang Irawan, dalam diskusi bertajuk 'Peran Pendidikan Dalam Mereduksi Radikalisme Dan Terorisme' yang digelar di Waris Caffe, Jakarta Pusat.

“Radikalisme bisa berakar dari berbagai hal, seperti budaya, agama bahkan politik, berawal dari pemikiran yang akhirnya membuatnya untuk bergerak atau merealisasikannya,” tutur Rafif dalam keterangan yang diterima, Minggu (26/1/2020).

“Orang-orang tersebut kemudian bergabung dengan grup-grup yang berbasis radikalisme, sehingga membuat seseorang cenderung inklusif dan tertutup,” imbuh Rafif.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Indonesia Ade Reza Haryadi menuturkan, kondisi nyata radikalisme saat ini cukup mengkhawatirkan. Namun, ada dunia pendidikan yang bisa menjadi wahana untuk mendiskusikan berbagai nilai secara terbuka.

“Proses idiologisasi itu penting untuk menangkal radikalisme. Namun, dunia Pendidikan juga harus menjamin kebebasan akademik. Artinya tetap memperbolehkan diskusi wacana radikalisme dengan tetap ilmiah dan kritis,” terang Ade.

Ditambahkan olehnya, sekolah harus berperan aktif dalam melawan bahaya radikalisme dan terorisme.

“Harapan kita, kampanye anti radikalisme yang digalakkan pemerintah direspon semua lembaga-lembaga pendidikan," tutupnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X