Sebanyak tiga jaksa di Kejaksaan Negeri (Kejari) Indragiri Hulu, Riau ditetapkan sebagai tersangka. Ketiga jaksa itu diduga melakukan pemerasan terhadap 64 kepala sekolah (kepsek) SMP.
Kasus itu bermula saat 64 kepsek di seluruh wilayah Kabupaten Indragiri Hulu diperas oleh pejabat kejaksaan negeri. Menindaklanjuti informasi itu, Kepala Kejaksaan Negeri Riau menemukan bukti permulaan yang cukup mengenai kasus ini.
"Hasil inspeksi kasus yang dilakukan Bidang Pengawasan Kejati Riau maka disimpulkan laporan hasil pemeriksaan dinyatakan terbukti adanya perbuatan tercela yang dilakukan oleh enam pejabat Kejaksaan Negeri Indragiri Hulu," kata Kapuspenkum Kejagung, Hari Setiyono kepada wartawan di Kejagung, Jakarta, Selasa (18/8/2020).
Keenam pejabat itu antara lain Kepala Kejaksaan Negeri Indragiri Huli, Kasipidsus Kejari Indragiri Hulu, Kasi Intel Kejaksaan Negeri Indragiri Hulu, Kasi Datun Kejari Indragiri Hulu, Kasi Pengelola Barang Bukti dan Rampasan dan Kasubsi Barang Rampasan pada Pengelolaan Barang Bukti dan Rampasan Kejari.
Keenam pejabat itu terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berupa pembebasan dari jabatan struktural. Kasus itu pun tidak berhenti sampai disitu, setelah dilakukan pemeriksaan lebih jauh terhadap enam orang itu, penyidik akhirnya menetapkan tiga tersangka.
"Ditetapkan tersangkanya, yaitu pertama tersangka HS Kajari Indragiri Hulu kedua, OAP Kasipidsus Kejari Indragiri Hulu kemudian ketiga inisial RFR Kasubsi Barang Rampasan pada Pengelolaan Barbuk dan Barang Rampasan Kejari Indragiri Hulu," beber Hari.
Ketiga tersangka dijerat Pasal 12 huruf E atau Pasal 11 atau Pasal 5 ayat (2) junto ayat (1) huruf B Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 junto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
