Dianggap Sudah Mati Tanpa Dicerai dan Tak Dinafkahi, Wanita Ini Bertekad Tuntut Suaminya

- Selasa, 9 Juni 2020 | 16:15 WIB
Anita bertekad menuntut perbuatan suaminya yang telah menelantarkannya dan membuat surat kematian palsu atas nama dirinya. (Foto: Facebook/Ryu Nita)
Anita bertekad menuntut perbuatan suaminya yang telah menelantarkannya dan membuat surat kematian palsu atas nama dirinya. (Foto: Facebook/Ryu Nita)

Anita tidak ingin tinggal diam atas apa yang telah diperbuat oleh suaminya, Gigih Kuncoro, terhadapnya. Perempuan dua anak ini bertekad mengejar suaminya sampai dapat untuk menuntut perbuatannya.

Ya, Anita ditelantarkan oleh suaminya sejak enam tahun yang lalu, ketika anaknya masih kecil-kecil. Anak pertamanya waktu itu masih empat tahun, dan anak yang kedua masih satu tahun.

Bertahun-tahun tak berkabar, tahu-tahu Anita mendapat kabar kalau suaminya telah menikah lagi dengan perempuan lain. Tak cuma itu, dia dianggap sudah mati dan suaminya membuat surat kematian palsu atas nama dirinya, supaya statusnya lajang saat menikah.

Anita bertekad begitu karena bertahun-tahun mencoba menghubungi suaminya maupun keluarga suaminya, namun tak pernah mendapat balasan. Bahkan ketika pernikahan suaminya diketahui olehnya, komentar-komentarnya di status suaminya dan mertuanya selalu dihapus.

"Bersembunyilah kalian sampai lubang semut pun akan kukejar," tulis Anita di Facebook-nya, pada 15 Mei 2020.

-
Status Anita di dinding Facebook-nya. (Foto: Istimewa)

Anita berkisah, dirinya menikah dengan Gigih sekitar 10 tahun yang lalu. Pada saat menikah dia tidak tahu kalau Gigih ternyata sudah punya istri, yang juga ditelantarkan karena tidak tahan dengan sikapnya yang menurut Anita kejam dan suka main pukul.

"Awal saya menikah saya ditipu. Saya baru tahu ketika saya sudah menikah dan tinggal di Palembang di kampung org tuanya. beberapa tetangga menceritakan kepada saya. saya baru tau kalau dia sudah pernah menikah bahkan memiliki seorang putri yg belum pernah dilihatnya dari lahir," tulisnya.

-
Cuplikan layar pesan Anita ke kotak pesan Facebook ibu mertuanya. (Foto: Facebook/Ryu Nita)

Dalam melancarkan perbuatannya, Gigih turut didukung oleh ibunya yang bernama Ira, juga ayahnya yang bernama Ratman yang bekerja sebagai perangkat desa. Ira dan Ratman tak lain adalah mertua Anita.

"Mertua saya memisahkan istrinya yang saat itu sedang mengandung 4 bulan dari anak laki-lakinya. saya benar benar tidak tau karna dia menikah dengan status lajang. Ternyata surat itu (surat lajang) mudah didapatkan karena ayahnya seorang perangkat desa di sana. ibunya seorang PNS, ayahnya bekerja di kantor desa," lanjut Anita.

-
Cuplikan layar pesan Anita ke kotak pesan Facebook bapak mertuanya. (Foto: Facebook/Ryu Nita)

Dikisahkan pula oleh Anita, sebelum pergi meninggalkannya, Gigih kerap melakukan kekerasan terhadapnya, bahkan pernah memukulnya hingga jatuh di jalanan dan menyeretnya. 

"Saat itu saya sudah memiliki anak pertama kami yg sdh berumur 5 bulan lalu dia marah dia memukul saya di jalanan..dia menampar saya menonjok saya..dan saya yang sdh jatuh tersungkur diseretnya..smpai ada beberapa tetangga yg melihat dan berteriak meminta tolong.. lalu seorang bapak menolong saya," lanjut Anita lagi.

Anita sempat disarankan untuk melaporkan perbuatan Gigih ke polisi, namun dia urungkan karena permohonan pihak keluarga suaminya.

"Bapak mertua saya memohon kepada saya agar tdk melaporkan ke polisi saat itu saya yg baru berusia 20thn mendengar kata kata mertua saya yg bilang 'apa kamu tega nanti kalau anakmu nanya dimana bapaknya trus kamu jawab di penjara'. Saya pun akhirnya tidak melaporkan kasus itu ke polisi..dan saya hanya minta PuLANg ke rumah org tua saya..akhirnya dia meminta maaf dan ikut pulang ke jakarta," kata Anita.

-
Cuplikan layar pesan Anita ke kotak pesan Facebook bapak mertuanya. (Foto: Facebook/Ryu Nita)

Anita dan Gigih kemudian tinggal di Jakarta. Di ibukota, bahtera rumah tangga mereka sempat membaik. Bahkan Anita hamil anak keduanya dan melahirkan dengan selamat. Sampai akhirnya suaminya dipanggil oleh keluarganya di Palembang, yang mengabarkan kalau mertuanya sakit.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X