Tengku Zulkarnain Murka Pengajian Dituduh Radikal: Penjilat, Lempar Pasir ke Wajahnya!

- Sabtu, 10 April 2021 | 19:05 WIB
Tengku Zulkarnain dan Kristia Budhyarto. (Twitter)
Tengku Zulkarnain dan Kristia Budhyarto. (Twitter)

Ustaz Tengku Zulkarnain murka menanggapi kabar tentang jajaran petinggi PT Pelni yang membatalkan agenda kajian online Ramadan yang diinisiasi oleh salah seorang pejabatnya, dengan mengundang lima pendakwah kondang, salah satunya  Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis, dengan tuduhan radikal.

Menurut Zulkarnain, petinggi Pelni harusnya fokus mengurusi kerugian ratusan miliar di lembaga tersebut ketimbang mengurusi soal pengajian.

"Apa kalian tdk malu perusahaan rugi besar, malah galaknya ke pengajian yg tdk merugikan apa apa. Kami suka traveling pakai kapal Pelni, tapi jika begini lebih baik hindari Pelni," katanya.

Zulkarnain pun curiga bahwa nantinya kapten kapal Pelni yang memimpin doa akan diganti karena tuduhan radikal.

"Jangan jangan nanti Kapten kapal memimpin doa perjalanan diganti karena radikal. Atau karena doa pakai agamanya sendiri tidak pakai cara 6 agama atau belum izin direksi. Wahai saudaraku kaum muslimin NU, Muhammadiyah dll belum kah kalian sadari akan hal seperti ini di era ini?" katanya.

Masih kata Zul, selama puluhan tahun Pelni tidak pernah mempersoalkan masalah kegiatan agama.

"Pengalaman bertahun tahun naik Sinabung dan Kambuna Medan-Jakarta selalu sholat berjamaah, jadi imam, ceramah, dan khutbah. Begitu religiousnya Pelni selama bertahun tahun sejak zaman pak Harto, dn tdk ada masalah. Kenapa skrg jadi begini. Salah Pelni atau arahan rezim?" katanya.

Zulkarnain pun lantas menyindir sosok Komisaris Independen PT Pelni Kristia Budhyarto alias Kang Dede Budhyarto, yang menurut adalah penjilat.

"Banyak kerajaan besar zaman dahulu berakhir tragis runtuh dan hilang ditelan zaman. Kenapa? Karena pada generasi tertentu sang Raja hanya mengangkat para penjilat yg tidak mampu kerja secara profesional. Bahkan culas dan keji menindas rakyat. Pada gilirannya akhirnya hilang sirna," katanya.

"Dalam Islam tukang puji puji alias penjilat itu kata nabi lempar pasir ke wajahnya. Bukan diangkat jadi pejabat yg ujungnya bikin susah rakyat banyak," Zul menambahkan.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X