Ternyata Luka Tak Boleh Ditutup dengan Kain Kasa, Ini Alasannya

- Jumat, 11 September 2020 | 22:05 WIB
Ilustrasi membalut luka dengan kain kasa. (Pexels/Anna Shvets)
Ilustrasi membalut luka dengan kain kasa. (Pexels/Anna Shvets)

Kain kasa sering digunakan masyarakat untuk menutup luka akibat lecet maupun luka tergores. Padahal ini sangat tidak disarankan. Mengapa?

Dokter Spesialis Luka, dr. Adisaputra Ramadhinara menjelaskan pengaruh kain kasa pada luka. Menurutnya, saat menutup luka, ada dua hal yang diharapkan. Yakni tidak ingin bakteri dari luar masuk ke dalam luka, dan luka harus tetap lembap atau tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah.

"Kalau luka lembap, maka proses penyembuhan dan proses pertumbuhan jaringan baru lebih cepat. Sayangnya kasa bukan material yang pas dan memenuhi itu," ujar dr. Adi dalam webinar, Jumat (11/9/2020).

Kain kasa, lanjutnya, memiliki lubang yang terlalu besar, sehingga memungkinkan bakteri dari luar justru masuk ke dalam luka. Hal ini akan memperparah luka tersebut.

"Bakteri bisa menembus 64 lapis kasa. Jadi (memberi) selapis atau dua lapis kasa nggak ngaruh," lanjutnya.

Kemudian, lubang besar pada kain kasa bisa membuat luka cepat mengering. Tentu ini berbahaya bagi luka yang seharusnya lembap.

"Kasa bolongannya besar, akan cepat sekali membuat luka kering. Kalau nempel jadi sakit, berdarah lagi, luka lagi, begitu seterusnya," jelasnya.

Daripada menggunakan kain kasa yang tidak efektif, dr. Adi menyarankan untuk menggunakan plaster luka yang bisa mencegah bakteri masuk.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X