Bagi warga sipil, dihentikan atau ditanya-tanyai oleh aparat mungkin bukanlah pengalaman yang menyenangkan, karena bisa saja mereka dicari-cari kesalahannya dan dijadikan pelaku.
Masih segar di ingatan bagaimana seorang saksi bernama Sarpan, malah digebuki oleh oknum kepolisian saat diperiksa. Tak hanya di Indonesia, ternyata situasi semacam ini juga terjadi di Malaysia.
Seorang wanita bernama Khristabelle Adelaide Teri mengunggah pengalaman tak menyenangkannya saat berhadapan dengan oknum kepolisian culas.
Pada Senin (7/9/2020), dia dan seorang pria diduga kekasihnya, Ralph sedang dalam perjalanan pulang menuju rumahnya di Bukit Bintang. Mereka kemudian diberhentikan oleh dua petugas kepolisian yang meminta KTP mereka.
"Saya bertanya, 'kenapa?'. Polisi itu berkata hanya pemeriksaan rutin. Dia bertanya mengenai diriku, tempat kerjaku, dll. Polisi juga meminta KTP Ralph dan menyuruh membuka bagasi mobil" tulis Teri.
Setelah memeriksa bagasi mobil, salah seorang polisi itu menduga bahwa Teri berada dalam pengaruh narkoba.
"Kalau dites urine, bakal lolos tidak?" tanya polisi itu.
Teri heran kenapa dia tiba-tiba diminta melakukan tes urine, dan tidak tau kesalahan apa yang dia lakukan. Namun, lagi-lagi polisi hanya mengatakan bahwa itu hanyalah pemeriksaan berkala.
Anehnya, hanya Teri yang diminta untuk mengikuti polisi ke markas polisi, dan Ralph diizinkan pergi. Ralph kesal dengan hal ini, namun Teri menenangkannya karena dia tak merasa berbuat kesalahan sehingga tak takut.
"Akhirnya saya sadar kalau kedua pria ini kemungkinan menginginkan uang. Mereka terus menekan apakah aku akan lolos tes urin," tambahnya.
Kesal terus ditanyai hal yang sama, Teri menantang polisi itu untuk langsung pergi ke markas polisi dan melakukan pemeriksaan urin.
"Lalu kenapa wajahmu tirus dan tubuhmu kurus? tanya polisi itu.
Teri merasa begitu terhina oleh pertanyaan tersebut. Dia tidak terima diindikasikan pemakai narkoba hanya karena bertubuh kurus.
