Film Gundala Syuting di 70 Lokasi Tanpa Teknologi Green Screen

- Kamis, 29 Agustus 2019 | 10:24 WIB
photo/Instagram/@jokoanwar
photo/Instagram/@jokoanwar

Sutradara film "Gundala", Joko Anwar mengatakan filmnya tidak menggunakan teknologi kunci kroma (chroma key) untuk memanipulasi tempat kejadian sehingga proses syuting harus berpindah hingga 70 lokasi.

"Proses pasca-produksi hampir satu tahun. Jadi, semua dari ditulis sampai rilis, dua tahun. Yang paling susah cari lokasi karena pakai green screen. Kalau kita mau syuting di pasar, cari pasar beneran," kata Joko Anwar di Jakarta, Rabu (28/8).

Teknologi kunci kroma merupakan teknik penggabungan dua gambar, baik foto maupun video, dengan salah satu warna dalam obyek dihilangkan. Dengan teknik itu, gambar di sisi belakang kemungkinan tetap dapat terlihat. Kunci kroma disebut juga layar hijau (green screen).

Selain membutuhkan berbagai lokasi, Joko Anwar juga melibatkan hingga 1.800 pemain dalam film yang diproduksi mulai September 2017 hingga 2018 itu. Dia mengatakan film "Gundala" yang bisa disaksikan pada Kamis (29/8) memiliki cerita berbeda dengan versi layar lebar pada 1981.

Cerita pahlawan Gundala besutan Joko Anwar itu merupakan penggabungan dari cerita komik asli karya Harya Suraminata (Hasmi) dengan kisah baru yang ditulisnya sendiri. "Kalau kami bikin superhero dari origin-nya, kami menggabungkan dari komik dan catatan dari Pak Hasmi," kata dia.

"Film dan komik saling melengkapi. Kalau baca Gundala asli, dia kan ilmuwan dan insinyur. Tapi kalau di sini, kan security. Jadi, ini tribute dari komiknya," ujarnya.

Tokoh Sancaka (diperankan Abimana Aryasatya) sebagai sosok dibalik pahlawan Gundala bukan merupakan anak angkat yang disekolahkan sampai menjadi ilmuwan, sebagaimana cerita dalam komik.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X