Tumpahan Minyak di Karawang Rugikan Para Nelayan

- Sabtu, 3 Agustus 2019 | 11:24 WIB
ANTARA/Katriana
ANTARA/Katriana

Nelayan di pesisir Marunda, Jakarta Utara mengatakan pencemaran yang ditimbulkan dari minyak atau limbah sangat berdampak terhadap hasil tangkapan mereka. Bahkan, nelayan bisa sama sekali tidak mendapatkan ikan.

Seorang nelayan bernama Rarat yang biasa melaut di sepanjang Kali Kanal Timur Marunda mengatakan, dalam sehari ia biasanya akan mendapatkan 10 hingga 20 kg berbagai jenis ikan.

Namun, sejak adanya limbah tersebut, hasil tangkapannya berkurang drastis. "Enggak tahu kenapa. Semalam cuma dapat 1,5 kilogram ikan. Tadi sudah dijual dan cuma dapat Rp40.000," ujar Rarat.

Rarat menduga hasil tangkapannya berkurang akibat limbah atau minyak yang kemungkinan berasal dari kebocoran minyak milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang sebelumnya mencemari Pantai Karawang.

"Kalau Pantai Karawang ke sini kan jaraknya tidak jauh. Memang biasanya dari Karawang mengarah ke Kepulauan Seribu. Tapi kalau arah anginnya ke sini, pencemaran minyaknya bisa sampai ke sini," ungkap Rarat.

Air laut tersebut bahkan disebut menghitam seperti comberan. Namun, para nelayan tetap melaut untuk bertahan hidup.

Bupati Kepulauan Seribu, Husein Murad sebelumnya mengonfirmasi beberapa pulau antara lain Pulau Rambut, Pulau Untung Jawa, dan Pulau Ayer terdampak penumpahan minyak mentah. Adapun bentuknya berupa gumpalan kecil berwarna hitam seperti aspal padat.

Sebelumnya, insiden kebocoran minyak tersebut bermula saat dilakukan pengeboran sumur reaktivasi YYA-1. PT Pertamina (Persero) mengklaim volume tumpahan minyak di pesisir utara Kabupaten Karawang, Jawa Barat, saat ini tersisa 10 persen dari volume awal, yakni 3.000 barel per hari (bph).

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X