Harga minyak dunia sempat melambung cukup tinggi, bahkan menyentuh level Diatas US$70 per barel. Hal itu menyusul kekhawatiran terhadap jumlah stok minyak dunia akibat adanya aksi saling serang antara Iran-AS pekan kemarin.
Untungnya, ketegangan Iran dan Amerika Serikat saat ini mulai mereda, terutama setelah parlemen AS membatasi Presiden Donald Trump untuk melakukan kebijakan perang.
Rupanya hal itu berdampak pada harga minyak dunia, yang terpantau mulai stabil. Akhirnya, kegelisahan masyarakat mulai mereda. Nyatanya, konflik Iran-AS tidak berpengaruh pada harga minyak mentah.
Chief Ekonom BNI Ryan Kiryanto berpandangan bahwa harga minyak dunia kembali stabil karena isu ketegangan Iran-AS saat ini telah bergeser. Saat ini, publik menyoroti isu salah tembak Iran terhadap pesawat komersial Ukraina.
"Sebegitu mulai ada cerita salah tembak ini, harga minyak koreksi kebawah. Karena isunya bergeser bukan lagi geopolitik, tapi sudah bergeser dari Iran vs AS menjadi Iran vs Ukraina. Jadi ketegangan politiknya sudah terlimitasi, sudah mengecil," ujar Ryan menjawab pertanyaan Indozone di sela-sela diskusi 'Outlook Digitalisasi Indonesia 2020' yang diselenggarakan ISED di Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Menurut Ryan, setiap negara yang berurusan dengan AS itu memiliki magnitude dan risiko geopolitik yang sangat besar. Kemudian dengan situasi pergeseran isu seperti ini, maka tekanan geopolitik Iran berkurang.
"Ini kebetulan saja, by disain kewenangan militernya Trump dibatasi oleh kongres Amerika, yang kedua Donald Trump juga mulai sadar bahwa saya tidak akan melakukan serangan balasan," pungkasnya.
Artikel Menarik Lainnya:
- Mengenai Jiwasraya, Erick Ingatkan BUMN Asuransi Waspada Berinvestasi
- Tidak Asal Comot, Apa Syarat Jadi Raja?
- Terbuat dari Permata, Deretan Bra yang Harganya Miliaran