Begini Jadinya Kalau Gojek dan Grab Jadi Merger

- Rabu, 26 Februari 2020 | 11:46 WIB
Gojek dan Grab (ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)
Gojek dan Grab (ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)

Gojek dan Grab dikabarkan akan melakukan peleburan. Kabar itu berasal dari laman The Information yang menyebutkan bahwa dua perusahaan tersebut sedang membicarakan kemungkinan merger.

Namun, kabar ini dibantah oleh pihak Gojek. Sementara itu, Grab sendiri belum memberikan respon apapun terkait kabar merger tersebut.

-
Ilustrasi: Driver Grab saat membawa seorang penumpang (Unsplash/Afif Kusuma)

Namun, bagaimana jadinya jika dua perusahaan ride-hailing tersebut beneran jadi merger?

Merger berarti menggabungkan juga dua ekosistem super app di balik Gojek dan Grab.

Menurut Ekonom Universitas Indonesia, Harryadin Mahardika, merger tersebut bertentangan dengan praktik persaingan usaha yang sehat. Ia berpendapat bahwa perusahaan hasil merger akan memonopoli pasar ride hailing.

"Perusahaan hasil merger akan memonopoli pasar ride hailing di tanah air. KPPU terpaksa harus mencegah merger tersebut terjadi," kata Harryadin, dilansir dai Antara, Selasa (25/2/2020).

Dia juga mengatakan, kekuatan yang begitu besar membuatnya akan lebih mudah untuk melakukan integrasi vertikal maupun integrasi horisontal yang mengancam persaingan usaha yang sehat.

-
Gojek (Unsplash/Afif Kusuma)

Menurutnya, kekuatan finansial dan sumber daya lain yang dimiliki Grab lebih besar dibanding Gojek. Dengan begitu, kemungkinan Grab akan lebih dominan di perusahaan baru yang akan terbentuk nanti.

Peleburan ini, kata dia, juga berisiko 'menghilangkan' legacy atau eksistensi Gojek sebagai salah satu startup lokal yang sukses.

Terkait hal ini, Menkominfo Johnny Plate tetap menyerahkan keputusan kepada kedua belah pihak, Gojek dan Grab.

Artikel menarik Lainnya:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X