Mahfud MD: Keberagaman Sebagai Modal Menuju Indonesia Emas 2045

- Selasa, 15 Oktober 2019 | 14:45 WIB
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD mengingatkan pentingnya menjaga keberagaman dan persatuan sebagai bangsa yang besar untuk menuju Indonesia Emas pada 2045.

"Keberagaman yang sebenarnya bisa jadi modal kita untuk maju. Dulu kita bersatu sehingga bisa merdeka, sekarang kita bersatu untuk maju," kata Mahfud di Grha Widya Wisuda Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga Bogor, Senin (14/10).

Terkait keberagaman dan toleransi, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menandaskan bahwa Tuhan itu Maha Pluralis, juga Maha Toleran. Tuhan menciptakan perbedaan tidak untuk perpecahan, melainkan untuk saling mengenal dan menghormati.

-
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

"Hindari ujaran kebencian yang bisa menyebabkan permusuhan sehingga tidak bisa bersatu. Kalau Anda bertuhan, tentu tidak akan melakukan itu," katanya.

Mahfud juga mengemukakan pentingnya penegak hukum agar lebih tegas dalam menindak pelaku ujaran kebencian dan penyebar berita bohong (hoaks). Karena menurutnya, hal itu bisa membuat bangsa Indonesia menjadi rusak.

"Ini bukan anti-kritik. Kritik dibutuhkan tapi bukan berupa hinaan, hasutan yang dapat menimbulkan perpecahan," ujarnya.

-
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Menurut dia, persoalan hoaks dan ujaran kebencian tidak bisa dianggap remeh, karena bisa memporak-porandakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor IPB University Arif Satria bersama perwakilan wali amanat, perwakilan alumnus, dosen, dan mahasiswa menandatangani 'Komitmen Kebangsaan'.

"IPB meneguhkan komitmen jati diri sebagai rumah kebhinekaan. IPB tidak memberi ruang untuk paham yang bertentangan dengan Pancasila," kata Arif.

-
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Komitmen Kebangsaan itu dimaksudkan untuk menyikapi dinamika terkini yang berimbas ke IPB, antara lain ketika satu dosen IPB ditangkap polisi terkait langkah antisipasi aksi teror dan peristiwa itu membuat IPB menuai beragam hujatan.

Arif mengatakan bahwa selama ini kampus telah melakukan aksi-aksi nyata untuk merawat keberagaman. Apalagi, kata dia, mahasiswa IPB berasal dari 34 provinsi se-Indonesia yang saling menghormati perbedaan dan fokus dengan inovasi.

"Asrama mahasiswa di IPB juga tempat untuk membangun komunikasi lintas budaya yang dapat merekatkan bangsa. Sehingga tidak dipertanyakan lagi komitmen IPB untuk merawat kebangsaan, IPB solid untuk terus maju membangun bangsa," tambahnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X