FOTO: Kantor Berita Reuters Raih Penghargaan Pulitzer Tahun 2020

- Selasa, 5 Mei 2020 | 08:16 WIB
Polisi menembakan gas air mata dan peluru karet ke arah pengunjuk rasa anti RUU Ekstradisi saat bentrokan terjadi di Distrik Sham Shui Po di Hong Kong, Rabu (14/8/2019). (REUTERS/Thomas Peter)
Polisi menembakan gas air mata dan peluru karet ke arah pengunjuk rasa anti RUU Ekstradisi saat bentrokan terjadi di Distrik Sham Shui Po di Hong Kong, Rabu (14/8/2019). (REUTERS/Thomas Peter)

Staf fotografer kantor berita Reuters meraih penghargaan Pulitzer tahun 2020, sebuah penghargaan bergengsi bagi dunia jurnalistik di Amerika Serikat atas peliputan foto jurnalistiknya saat demonstrasi besar-besaran di Hong Kong tahun lalu. 

Ada 11 staf fotografer Reuters, editor Ahmad Masood dan editor nominasi Pulitzer Adrees Latif yang diakui dalam kategori Breaking News Photography untuk memotret besarnya pro-demokrasi, protes anti-pemerintah yang berlangsung selama berbulan-bulan di Hong Kong. 

Tim berada di garis depan dari rangkaian peristiwa monumental ini, menggambarkan kisah ratusan ribu warga Hong Kong, dari apa yang dimulai sebagai pawai damai dan berkembang menjadi krisis politik terbesar di kota. Cakupan mereka menunjukkan sebuah kota yang diliputi oleh kekerasan, dan kota yang mereka dokumentasikan dengan susah payah sambil berjalan jauh, di malam hari atau di panas terik dan terbebani oleh peralatan dan perlengkapan pelindung mereka.

-
Demonstran yang memprotes RUU ekstradisi yang diusulkan mengarahkan senter mereka ke polisi anti huru hara saat mereka dikejar-kejar di jalan-jalan Hong Kong, 25 Agustus 2019. (REUTERS/Willy Kurniawan)
-
Ratusan ribu pengunjuk rasa memenuhi jalan-jalan di Hong Kong saat menuntut mundurnya pemerintah dan penarikan kembali pembahasan RUU Ekstradisi di Hong Kong, Senin (16/6/2019). (REUTERS/Atit Perawongmetha)
-
Seorang pengunjuk rasa anti RUU Ekstradisi ditahan polisi saat bentrokan yang terjadi antara polisi dan pengunjuk rasa di depan Pos Polisi Mong Kok di Hong Kong, Senin (2/9/2019). (REUTERS/Tyrone Siu)
-
Dua orang konsumen berjalan keluar dengan hati-hati melewati bom molotov yang terbakar di depan sebuah toko kacamata saat bentrokan terjadi antara polisi dan pengunjuk rasa yang menuntut otonomi khusus di Hong Kong, Sabtu (2/11/2019). (REUTERS/Tyrone Siu)
-
Pengunjuk rasa anti pemerintah ditahan polisi saat bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi di Distrik Admiralty, Hong Kong, Minggu (29/9/2019). (REUTERS/Susana Vera)
-
Pengunjuk rasa anti pemerintah berdiri di antara kepulan asap gas air mata saat bentrok dengan polisi di Universitas China-Hong Kong di Hong Kong, Selasa (12/11/2019). (REUTERS/Tyrone Siu)
-
Sejumlah penumpang pesawat udara mendorong koper-kopernya melewati serakan pecahan batu dan pembatas jalan usai pengunjuk rasa anti pemerintah memblokade jalan yang menuju Bandara Internasional Hong Kong di Hong Kong, Minggu (1/9/2019). (REUTERS/Anushree Fadnavis)
-
Seorang pengunjuk rasa menyemprotkan cat kaleng ke atas Lambang Hong Kong usai mereka berhasil masuk ke Kompleks Parlemen saat perayaan ke-22 tahun penyerahan Hong Kong ke China oleh Inggris di Hong Kong, Senin (1/7/2019). (REUTERS/Tyrone Siu)
-
Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam memejamkan matanya di tengah-tengah memberikan keterangan pers tentang penarikan kembali pembahasan RUU Ekstradisi di Hong Kong, Selasa (12/8/2019). (REUTERS/Kai Pfaffenbach)

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X