Pada Minggu (4/8), Jokowi mendatangi Kantor Pusat PT PLN (Persero) dan bertemu dengan Direksi PLN untuk mengetahui langsung penyebab padamnya listrik di sejumlah wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, hingga Jawa Tengah.
Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan bahwa kasus listrik padam di sebagian Jawa telah merusak reputasi PT PLN (Persero) karena telah merugikan banyak pihak.
"Kita tahu ini tidak hanya merusak reputasi PLN tapi juga banyak hal di luar PLN, terutama konsumen sangat dirugikan, pelayanan dan transportasi umum misalnya juga sangat berbahaya sekali, MRT misalnya," kata Jokowi di Jakarta, Senin (5/8).
Jokowi juga meminta PT PLN untuk segera membenahi gangguan aliran listrik dan memiliki kalkulasi yang benar. Tujuannya, agar pemadaman listrik tidak terulang lagi dan tidak merugikan masyarakat.
"Pagi hari ini saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja, kemudian kalau memang ada hal-hal yang kurang, blak-blakan saja sehingga bisa diselesaikan masalah dan tidak terjadi lagi," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, peristiwa serupa pernah terjadi di Jawa dan Bali pada tahun 2002. Peristiwa itu semestinya menjadi pelajaran berharga agar tidak terulang lagi. Namun, Jokowi justru menyesalkan manajemen PT PLN yang dinilai tidak mampu menghadapi risiko besar seperti ini.
Sampai saat ini, kondisi listrik di sebagian wilayah Jawa masih padam dan pihak PLN sedang berupaya maksimal memperbaiki sistem agar listrik kembali normal.
