Presiden Korea Utara, Kim Jong-Un menyaksikan uji coba peluncuran rudal terbaru. Kim Jong-Un mengatakan peluncuran rudal ini sebagai wujud peringatan keras bagi Amerika Serikat dan Korea Selatan dari rencana latihan militer antar kedua negara. Kim mengatakan bahwa peluncuran ini adalah langkah tindakan militer.
"Kesempatan untuk mengirimkan peringatan yang memadai terhadap latihan perang bersama yang sedang dijalankan oleh pihak berwenang AS dan Korea Selatan," ungkap sebuah media pemerintah Korut.
Melihat peluncuran rudal ini, Kim merasa puas dan mengatakan bahwa itu adalah tindakan peringatan secara tegas latihan perang yang dilakukan AS dan Korea Selatan.
"Peluru-peluru kendali taktis jenis baru", yang diluncurkan dari bagian barat Korea Utara, terbang melewati semenanjung "di atas wilayah ibu kota dan daerah pedalaman di wilayah tengah" untuk "secara tepat menghantam pulau kecil yang dijadikan sasaran" di lautan perairan timur negeri," ungkap sebuah media pemerintah Korut.
Peluncuran ini juga sebagai bukti bahwa Korea Utara memiliki kepercayaan diri terhadap teknologi rudal. Penasihat keamanan nasional AS John Bolton memperingatkan Korea Utara tentang janji pemimpinnya kepada Presiden Donald Trump untuk tidak melanjutkan peluncuran rudal antarbenua.
Minggu lalu, Presiden As Donald Trump meremehkan peluncuran proyektil Korea Utara. Trump dan Kim kemudian melakukan pertemuan dimana Korea Utara membuat janji yang tidak jelas tentang denuklirisasi.
Korea Utara memberikan isyarat penolakan atas perbincangan yang telah dilakukan dengan AS jika latihan militer terkait tetap berlanjut. Latihan militer itu dinilai sebagai sebuah pelanggaran yang cukup mencolok dalam proses diplomatik antara Pyongyang, Washington dan Seoul. Pyongyang menganggap bahwa latihan militer antara Korea Selatan dan AS sebagai sebuah ancaman.