Pemandangan kacau terjadi di Bandara Islamabad, Pakistan dimana banyak para pelancong berlomba untuk pulang ke Inggris sebelum batas waktu 'daftar merah' pukul 4 pagi kemarin, 9 April 2021.
Orang-orang berusaha mati-matian untuk tiba di rumah tepat waktu untuk menghindari kebijakan karantina hotel dari terminal yang penuh sesak, dengan salah satu calon pelancong di scrum menyebutnya sebagai "pengalaman terburuk yang pernah ada".
Tampaknya tidak ada pemeriksaan suhu yang dilakukan, meskipun penumpang perlu menunjukkan bukti uji Covid negatif. Mereka juga harus menjalani tes lebih lanjut dua dan delapan hari setelah mereka pulang.
Baca juga: Wanita Buta Ini Kerap Dapatkan Pelecehan Seksual oleh Seorang yang Pura-pura Membantunya
Tetapi banyak diantara mereka yang berhasil kembali ke Inggris sebelum jam 4 pagi pada hari Jumat (9/4/2021) dan tidak perlu membayar 1.750 poundsterling atau Rp35 juta untuk karantina di hotel yang disetujui pemerintah.
Think 100 times before travelling during #COVID?19 times.
— Faheem Hyder (@DrfaheemHaider) April 8, 2021
Scenes from #Islamabad airport. UK bound travellers taking @Official_PIA flights. pic.twitter.com/jwDqbc4Xnl
Sebaliknya, mereka akan dapat mengisolasi diri di rumah mereka sendiri. Dilansir dari Daily Mail, Sabtu (10/4/2021), satu keluarga dari Buckinghamshire ditolak kursi mereka dalam penerbangan kembali ke Inggris - meskipun tiba di check-in tiga jam lebih awal.
Imran Khan dari Aylesbury berada di Bandara Lahore untuk penerbangan British Airways dengan sembilan anak, termasuk tiga bayi dan seorang wanita di kursi roda.
Current scenes at Islamabad airport as thousands of Pakistanis try to get back to UK before the country goes on the Red List.
— Active-Patriot (@PatriotActive66) April 8, 2021
How many cases & ‘new strains’ will we see as a result of this stampede.
Airlines have chartered extra flights to meet the demand pic.twitter.com/uIHzEqIaXL