Terungkap! Lia Eden Ternyata Orangnya Sangat Bersahaja, Jauh dari Nikmat Duniawi

- Senin, 12 April 2021 | 17:56 WIB
Lia Eden semasa hidup. (ist)
Lia Eden semasa hidup. (ist)

Aktivis perempuan Yuniyanti Chuzaifah membagikan pengalamannya diundang ke kediaman Lia Aminuddin alias Lia Eden beberapa waktu lalu, sebelum Lia Eden meninggal dunia.

Menurut Yuniyanti, Lia Eden adalah sosok perempuan yang mencari Tuhan dengan pengembaraan dan perjuangan spiritual yang sangat menarik.

Waktu itu, Yuniyanti yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci), diundang Lia Eden ke kediamannya di Jalan Mahoni, Jakarta. 

"Salah satu sahabat kami menjadi orang kedua komunitas yang sejuk Salamullah Eden ini," tulisnya di Facebook, Minggu (12/4/2021).

Yuniyanti kemudian membagikan tulisannya yang dikutip oleh Abdul Rahman Eden, transmitter wahyu di Salamullah.

"Foto waktu ke Eden, betul-betul seperti surga. Keramahan, rumah sejuk dan mendamaikan, artistik dengan desain sebagian dari Malaikat jibril, makanan lezat lontong cap gomeh yang disiapkan untuk 40 orang (yg dtg 6 orang dr formaci). Disaji dengan cantik dan disajikan oleh gadis-gadis berwajah suci," tulisnya.

"Obrolan hangat dengan isteri YM Rahman, mbak Tri yang ceria dan informatif tentang ajaran-ajaran bijak. Juga ketemu dengan ibu Lia Aminudin yang berkharisma dan menjelaskan kedekatan Tuhan dengan theologi yang merangkul. Di ujung jelang pulang, dengarkan ritual anak anak dan remaja yang mewartakan wahyu dengan lantunan lagu berjiwa. Anak2 itu yang mencipta (aransemen:red) lagunya. Wahyu menjadi berasa indah dan syahdu," lanjutnya.

"Terimakasih Eden, belajar banyak tentang cara Tuhan menyapa kita dengan berbagai cara dan rupa. Semoga persaudaraan ini menjadi awal bagi persaudaraan seluruh umat manusia, menyemai damai di bumi. Amin."

Saat berfoto bersama, kenang Yuniyanti, Lia Eden menceritakan bagaimana kondisi tubuhnya saat ia menerima wahyu dari malaikat. Ia juga menyebut bahwa Lia Eden merupakan sosok yang bersahaja dan jauh dari nikmat duniawi.

"Juga wahyu2 yang hadir, sering bernuansa keseharian. Kepercayaan dan spiritualitas yang menarik untuk disimak. Yang pasti komunitas Salamullah ini, sangat bersahaja dg pakaian yang putih, saling bertukar pakai, minim konsumsi, bebas dr kemelekatan, hidup dalam kolektivitas yang kuat. Setiap sudut indah rumah dan keramahan mereka begitu menarik," kata Yuni.

Adapun Lia Eden meninggal dunia pada hari Jumat (9/4/2021). Wanita kelahiran 21 Agustus 1947 itu meninggal pada usia 73 tahun.

Jasadnya dikremasi di Grand Heaven, Jalan Pluit Raya, Jakarta Utara, Senin (12/4/2021).

Proses kremasi jasad Lia Eden dihadiri oleh puluhan jemaatnya serta keluarga dekatnya. Mereka semua memakai pakaian serbaputih.

Pada saat detik-detik terakhir sebelum dikremasi, para pengikut Lia Eden menyanyikan sebuah nyanyian dan menyebut nama-nama malaikat.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X