Tim kampanye Presiden AS Donald Trump kembali mengajukan petisi pada hari Selasa untuk menggugat hasil pemungutan suara presiden di negara bagian Wisconsin melalui mahkamah agung negara bagian.
Ini adalah langkah terbarunya dari serangkaian upaya yang sejauh ini tidak berhasil di lima negara bagian untuk membalikkan kemenangan Demokrat Joe Biden dalam pilpres AS.
Sebelumnya, kampanye Partai Republik dan upaya pendukungnya telah kalah dalam gugatan atas kemenangan Biden di Arizona, Pennsylvania, Georgia, Michigan, dan Nevada. Padahal semua sistem peradilannya dibentuk ulang oleh Trump, seperti yang dikutip dari Reuters.
Petisi di Wisconsin itu diajukan ketika Jaksa Agung AS yang ditunjuk Trump, William Barr. Namun ia mengatakan pada hari Selasa bahwa Departemen Kehakiman tidak menemukan bukti penipuan pemilih yang meluas.
Petisi tersebut menuduh bahwa pejabat pemilihan Wisconsin diarahkan untuk mengisi informasi yang hilang pada amplop surat suara. Tuduhan lainnya adalah pihak Wisconsin mengeluarkan surat suara yang tidak hadir tanpa menerima aplikasi dan memungkinkan orang untuk secara tidak benar mengklaim status pemungutan suara 'terbatas'.
Baca Juga: Berkantor di Poso, Kapolda Sulteng Pimpin Langsung Operasi Satgas Tinombala
Petisi tersebut juga mempermasalahkan pejabat pemilihan di Madison yang mengadakan acara di mana para pejabat mengumpulkan dan memeriksa surat suara di taman kota, bukan di TPS.
Pada hari Senin lalu, Wisconsin mensertifikasi Biden sebagai pemenang di negara bagian tersebut. Sementara tim kampanye Trump sedang mengupayakan penarikan sertifikasi itu.
Pakar hukum pemilu mengatakan kasus tersebut mungkin memiliki peluang yang lebih baik daripada tuntutan hukum lainnya baru-baru ini, tetapi pengadilan sangat tidak mungkin mengabulkan permintaan kampanye untuk membatalkan 221.323 surat suara yang tidak hadir. Biden memenangkan Wisconsin dengan sekitar 20.000 suara.
