China Larang Warga Asing Datang, 'Situasi Epidemi di Luar Negeri Makin Memburuk'

- Sabtu, 7 November 2020 | 16:23 WIB
Suasana terminal kedatangan dan keberangkatan domestik Bandar Udara Internasonal Daxing Beijing (BDIA) ramai oleh para penumpang yang baru turun dari pesawat dan hendak berangkat, Jumat (6/11/2020). (ANTARA)
Suasana terminal kedatangan dan keberangkatan domestik Bandar Udara Internasonal Daxing Beijing (BDIA) ramai oleh para penumpang yang baru turun dari pesawat dan hendak berangkat, Jumat (6/11/2020). (ANTARA)

Kenaikan kasus COVID-19 impor yang cukup signifikan menjadi alasan bagi China untuk melarang kedatangan warga negara asing dalam tempo sementara.

"Situasi epidemi di luar negeri makin memburuk, China sangat menghadapi risiko besar terkait kasus impor," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam keterangan tertulis dilansir dari ANTARA, Sabtu (7/11/2020).

Ia menyebutkan pada bulan Oktober saja, China menerima 515 kasus impor atau meningkat 45 persen dibandingkan kasus bulan September.

Di lain pihak, di China juga masih terdapat kasus domestik yang menimpa masyarakat lokal.

"Dalam situasi seperti ini kami memperkuat pencegahan dan pengendalian bagi pendatang sebelum bepergian ke China. Ini membantu meminimalkan risiko," ujarnya.

Memang menurut dia, para pendatang telah diwajibkan tes usap (swab test), baik sebelum berangkat maupun saat sudah tiba di China.

"Namun tidak ada metode tes yang akurat 100 persen," ujarnya.

Dengan mengutip otoritas kesehatan, dia menyatakan bahwa hasil tes antibodi lgM sangat stabil sehingga jika digabungkan dengan tes usap maka hasilnya lebih akurat.

Oleh karena itu, China mempersyaratkan tes lgM selain tes usap, termasuk yang ditetapkan oleh kedutaan dan perwakilannya di Indonesia kepada siapa saja yang hendak bepergian ke China sejak awal November ini.

"Kami mencoba di beberapa negara lain. Dan, hasilnya efektif," ujarnya.

Selain itu, China juga mewajibkan siapa saja yang hendak datang ke negaranya harus dengan menggunakan penerbangan langsung tanpa transit di negara ketiga.

Hal itu dikarenakan adanya kasus para penumpang pesawat yang hasil tes usapnya negatif sebelum terbang, namun begitu mendarat di China hasilnya positif lantaran transit di negara ketiga.

Beberapa maskapai China, seperti China Southern Airlines, akhirnya membatalkan beberapa jadwal penerbangan transit di negara ketiga.

Pada Rabu (4/11/2020) dan Kamis (6/11/2020), beberapa kedutaan China menangguhkan visa dan izin tinggal sementara warga negara asing yang hendak kembali ke China dari Inggris, Belgia, Bangladesh, Filipina, dan beberapa negara lain.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X