Akibat Pandemi, Omzet Pengrajin Batik di Kudus Anjlok 50 Persen

- Minggu, 24 Mei 2020 | 17:21 WIB
Pemilik Sanggar Muria Batik Kudus Yuli Astuti melayani pembeli batik tulis di galerinya di Desa Karangmalang, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (Photo/ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Pemilik Sanggar Muria Batik Kudus Yuli Astuti melayani pembeli batik tulis di galerinya di Desa Karangmalang, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (Photo/ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Semenjak adanya wabah Covid-19, omzet pengrajin batik tulis khas Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, selama Ramadan tahun ini mengalami penurunan drastis hingga 50 persen.

Pemilik Pemilik Sanggar Muria Batik Kudus Yuli Astuti, mengatakan penurunan tahun ini sangat menurun dibanding pada periode tahun sebelumnya sebelum ada Covid-19.

"Seharusnya, momen puasa hingga menjelang Lebaran menjadi sangat berarti bagi pengrajin batik karena banyak pembeli. Akan tetapi, omzet penjualan batik pada puasa Ramadhan tahun ini justru turun drastis," katanya di Kudus, Minggu (24/5/2020).

Astuti juga menjelaskan sebelumnya bisa menjual hingga ratusan potong kain batik maupun pakaian batik tulis, maka selama puasa hingga menjelang Lebaran 2020 tidak banyak pesanan yang diterima.

Dalam rangka menarik minat pembeli di tengah pandemi Covid-19, Astuti mencoba membuat pakaian batik tulis lengkap dengan motif Covid-19. Tak hanya itu, ia juga menyediakan parsel yang berisi masker, sajadah, dan mukena dengan motif yang sama.

Selanjutnya, ia menjual parsel tersebut dengan harga yang murah berkisar Rp250 ribu hingga Rp350 ribu untuk setiap parselnya.

"Jika dijumlahkan, maka omzetnya memang masih kalah jauh dibandingkan momen puasa tahun lalu," ujarnya.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X