Para pemimpin Palestina mengutuk kesepakatan bersejarah yang diumumkan oleh Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel bahwa mereka sedang menormalisasi hubungan.
Warga Palestina terkejut dan kecewa setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan antara Uni Emirat Arab dan Israel untuk menormalisasi hubungan.
Kesepakatan itu menjanjikan normalisasi penuh hubungan antara kedua negara di bidang keamanan, pariwisata, teknologi dan perdagangan sebagai imbalan untuk menangguhkan rencana pencaplokan Israel di Tepi Barat.
Juru bicara Presiden Mahmoud Abbas menyatakan kesepakatan itu sama dengan "pengkhianatan".
Selain itu, pejabat senior Palestina, Hanan Ashrawi, dalam pernyataan di Twitter juga mengatakan kesepakatan ini "membuka kontak-kontak rahasia antara UEA dan Israel".
Kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza menolak kesepakatan Israel-UEA dan menyebutnya sebagai "hadiah bagi pendudukan dan kejahatan yang dilakukan Israel" serta "menikam punggung rakyat kami".