Hadapi Ancaman Jokowi Reshuffle Kabinet, Erick Thohir Mengaku Siap Dicopot dari Menteri

- Sabtu, 11 Juli 2020 | 15:23 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (Instagram/Erick Thohir)
Menteri BUMN Erick Thohir (Instagram/Erick Thohir)

Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Erick Thohir mengaku siap dicopot menanggapi isu reshuffle kabinet yang diwacanakan Presiden Joko Widodo terhadap para menterinya yang dinilai performanya tidak layak dipertahankan.

"Kita itu pembantu Presiden. Kita jangan hanya siap diangkat, kita juga harus siap dicopot," kata Erick Thohir menjawab pertanyaan wartawan Budiman Tanuredjo dalam sebuah video wawancara di televisi seperti yang ditonton Indozone.id dari Instagram Erick Thohir.

Erick juga mengatakan bahwa banyak datang pertanyaan pada dirinya terkait dengan isu reshuffle itu, setelah video Jokowi viral di media sosial terkait ancaman reshuffle yang digaungkannya dalam rapat kabinet.

"Banyak pertanyaan yang datang kepada saya tentang isu reshuffle ini. Dari awal saya diangkat menjadi Menteri, saya selalu mengatakan kita harus siap diangkat dan siap juga jika harus dicopot. Karena kita semua adalah pembantu Presiden," sebut Erick dalam akun Instagramnya.

Terkait kinerjanya dan apa yang sudah dilakukan Erick dalam kapasitanya sebagai pembantu Presiden dinilai sudah melakukan secara maksimal di BUMN.

Pasalnya presiden punya standar atau key perfomance indicator (KPI) sendiri terhadap para menterinya yang dipercayakan untuk membantu kinerja sebagai Presiden.

"Saya dibantu seluruh jajaran dan tim di BUMN akan selalu berusaha sebaik mungkin untuk mencapai KPI yang telah ditetapkan," ungkap Erick.

"Penilaian akhirnya diserahkan kepada Presiden. Review dan masukan sangatlah penting bagi kami untuk dapat terus bertansformasi menjadi semakin baik lagi, untuk Indonesia," tutupnya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah melontarkan ancaman resuffle kabinet dan memperingatkan para menteri Kabinet Indonesia Maju yang masih bekerja biasa-biasa saja saat pandemi COVID-19 untuk mengubah cara kerjanya.

Jokowi juga mengancam akan membubarkan lembaga dan juga akan perombakan kabinet apabila tidak ada progres yang signifikan dalam menangani pandemi ini.

"Lha kalau saya lihat bapak ibu dan saudara-saudara masih melihat ini sebagai masih normal, berbahaya sekali. Kerja masih biasa-biasa saja. Ini kerjanya memang harus ekstra luar biasa, extra ordinary," kata Jokowi seperti arahannya kepada Kabinet Indonesia Maju dalam rapat terbatas 18 Juni 2020 lalu, seperti yang ditayangkan YouTube Setpres pada Minggu (28/6).

"Perasaan ini tolong sama. Kita harus sama perasaannya. Kalau ada yang berbeda satu saja, sudah berbahaya," tuturnya.

Dalam arahan tersebut, Presiden Jokowi bahkan membuka opsi "reshuffle" menteri atau pembubaran lembaga yang masih bekerja biasa-biasa saja.

"Bisa saja, membubarkan lembaga, bisa saja 'reshuffle'. Sudah kepikiran ke mana-mana saya, entah buat perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang) yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, kalau bapak ibu tidak merasakan itu sudah," kata Presiden Jokowi sambil mengangkat kedua tangannya.
Hadir dalam sidang paripurna tersebut Wakil Presiden Ma'ruf Amin, para menteri Kabinet Indonesia Maju dan para kepala lembaga negara.

Presiden pun meminta agar para menteri punya satu perasaan yaitu bekerja dalam kondisi krisis. Presiden pun mengungkapkan kejengkelannya, karena menilai masih ada menteri yang bekerja seperti biasa.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Motor Kepeleset, Dua Jambret Ditangkap di Monas

Senin, 18 Maret 2024 | 14:10 WIB
X