Nama Siwi Widi Purwanti alias Sidi Siwi mencuri perhatian Jumat (10/1/2020). Pramugari maskapai penerbangan plat merah Garuda Indonesia ini memberikan keterangan pers, terkait laporan polisi yang dilakukan terhadap akun Twitter @digeeembok.
Aku tersebut dilaporkan lantaran dituding melakukan pencemaran nama baik terhadap dirinya, juga menjelekkan profesi pramugari.
Siwi melakukan jumpa pers dengan didampingi oleh kuasa hukum dari Elza Syarief Law Office. Siwi mengatakan sebenarnya sudah membuat laporan sejak 28 Desember 2019 lalu, tapi baru mengumumkannya sekarang.
"Kita sudah laporkan kepolisian yang mana nanti akan terbongkar informasi itu, siapa yang buat cerita ngarang ini, dan siapa akun ini. Saya enggak tahu juga, biar polisi saja," kata pengacara Elza Syarief di kantornya di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/1).
Yang menarik, bagaimana pramugari seperti Siwi mampu menggaet pengacara kondang sekaliber Elza Syarief?
Vidi Galenso Syarief, adik Elza yang membantu dalam penanganan kasus ini menjelaskan, aturan mengenai honor pengacara sudah ada dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Biasanya, honor advokat sesuai kesepakatan dengan klien. Tapi, advokat diatur untuk memberikan bantuan hukum tanpa dipungut biaya.
"Advokat dianjurkan untuk memberikan bantuan hukum pro bono (tanpa dipungut biaya)," jelasnya di hadapan wartawan, Sabtu (11/1).
Kendati demikian, Vidi enggan merinci honor yang diterima oleh Elza dalam kasus ini. Namun, ia memberikan gambaran honor yang diterima Elza maupun dirinya, lewat biaya konsultasi dan pendampingan klien.
"Konsultasi, Bu Elza antara Rp5 juta sampai Rp10 juta per jam. Kalau saya, Rp3 juta sampai Rp7 juta per jam," ungkapnya.
"Biaya pendampingan per hari Rp10 juta. Saya sekitar Rp6 juta sampai Rp7 juta. Dalam kota, lebih rendah (biayanya).
