Presiden Joko Widodo mengumumkan tujuh nama baru yang masuk dalam jajaran staf khususnya pada 21 November 2019. Mereka merupakan wakil dari kalangan milenial.
Banyak yang bertanya-tanya alasan Jokowi memilih tujuh orang tersebut. Bahkan, ada suara miring yang mengatakan mereka hanya akan jadi pajangan.
Lantas, sebenarnya apa tugas para staf khusus dari kalangan milenial tersebut? Dan bagaimana cara kerja mereka?
Presiden Jokowi mengatakan, para staf khusus milenial bisa memberikan masukan terkait pembaharuan atau inovasi terutama dalam hal kebijakan yang dibuat pemerintah.
Sedangkan Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan, ketujuh orang tersebut ikut memberikan masukan untuk pidato-pidato Presiden.
"Mereka beri masukan biar agak segar. Mereka kan selalu rapat untuk inovasi-inovasi, misalnya, Kartu Pra Kerja, setahu saya ya, terus inovasi UMKM juga, memberikan rekomendasi," tutur Pratikno di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/12).
Masukan-masukan dari stafsus milenial itu diberikan kepada Presiden secara periodik dalam sebuah rapat rutin. Selain rapat rutin, stafsus tersebut juga berkomunikasi dengan Presiden lewat saluran lainnya.
Pratikno mengungkapkan, Presiden Jokowi meminta para staf khusus milenial untuk menemukan inovasi atau ide baru dalam beberapa isu, seperti Kartu Pra Kerja.
"Ini terkait target grupnya anak-anak muda, mereka yang perlu training, pencari kerja, UMKM juga ke situ karena kaitannya wirausaha yang marak di kalangan anak-anak muda," ungkap Pratikno.
Namun, Pratikno menegaskan, para stafsus tersebut tidak punya kewenangan untuk mengambil keputusan. Sementara untuk eksekusi tetap berada di tangan birokrasi.
Untuk diketahui, tujuh staf khusus milenial Presiden Jokowi adalah Andi Taufan Garuda Putra (32 tahun), Putri Indahsari Tanjung (23), Adamas Belva Syah Devara (29), Ayu Kartika Dewi (36), Gracia Billy Mambrasar (31), Angkie Yudistia (32), dan Aminuddin Maruf (33).
