Ironi Afghanistan: Bisnis Narkotika Makin Berkembang di Era Pemerintahan Taliban

- Rabu, 15 Desember 2021 | 15:12 WIB
Tanaman opium yang bisa disuling untuk bahan baku heroin (Pixabay)
Tanaman opium yang bisa disuling untuk bahan baku heroin (Pixabay)

Sejak pemerintahan Taliban kembali berkuasa di Afghanistan, narkotika menjadi bisnis yang berkembang pesat di negara itu. Opium, bahan baku dari dari zat adiktif heroin, menjadi komoditas ekspor yang membantu perekonomian negara.

Afghanistan telah lama dikenal sebagai salah satu negara penghasil opium terbesar di dunia. Sejak Taliban menguasai negara itu lagi, komoditas opium menjadi tulang punggung perekonomian karena harganya mendadak naik.

Harga jual opium tak main-main. Para penyelundup narkoba membayar opium pedagang Afghanistan itu sebesar 17.500 Rupee Pakistan atau sekitar Rp1 juta per kilogram.

Harga opium itu semakin meningkat jika tiba di Eropa, yakni mencapai 50 dolar AS atau sekitar Rp713 ribu per gramnya.

Afghanistan juga pemasok sabu

-
Aktivitas jual-beli opium di Afghanistan (Getty Images via BBC)

Tak hanya opium atau heroin, Afghanistan juga beralih menjadi pemasok narkotika lainnya yakni sabu.

Dalam laporan BBC berdasarkan seorang sumber yang tak disebutkan namanya mengatakan kini negara itu memproduksi sekitar 3.000 kilogram sabu dari 500 pabrik darurat setiap harinya.

Pabrik-pabrik yang memproduksi sabu itu berada di sebuah distrik terpencil di barat daya Afghanistan. Dan distrik itu memang dikenal sebagai wilayah penghasil narkotika.

Meningkatnya produksi sabu di Afghanistan berkat regulasi terbaru yang dikeluarkan oleh Taliba yang mengizinkan pabrik sabu untuk beroperasi.

Warga tak punya pilihan

-
Aktivitas jual-beli opium di Afghanistan (Getty Images via BBC)

Meski dalam Islam bahan baku narkotika itu haram, para pedagang opium di Afghanistan tetap berjualan karena tak ada pilihan.

"Ini haram dalam Islam, tapi kami tak ada pilihan lain," ungkap seorang pedagang opium bernama Masoom di pasar dekat Howz-e-madad, Kandahar dilansir AFP.

Disebutkan Masoom, harga opium sebelum Taliban berkuasa hanya sepertiga dari harga saat ini.

Tak hanya pedagang, keuntungan itu juga dirasakan oleh petani. Para petani di negara itu saat ini sedang sibuk mempersiapkan ladang untuk hanya sekedar menanam benih opium.

Jika seluruh ladang opium di Afghanistan panen, maka bisa memasok sekitar 80 persen kebutuhan dunia akan opium.

Seorang petani bernama Mohammad Ghani di kota Kandahar menyadari bahwa menanam opium bukanlah pilihan yang sehat. Namun hanya itu tanaman yang bisa menghasilkan uang untuk saat ini.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X