Jalani Fit and Proper Test, Komisi XI Dukung Makalah Calon Anggota BPK Nyoman Adhi

- Rabu, 8 September 2021 | 19:13 WIB
Suasana uji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.)
Suasana uji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.)

Komisi XI DPR RI menggelar uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test terhadap calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Rabu (8/9/2021). Salah satu yang menjalani fit and proper test adalah Nyoman Adhi Suryadnyana.

Anggota Komisi XI DPR RI, Fauzi Amro menilai presentasi makalah yang disampaikan Nyoman saat proses fit and proper test sudah sesuai dengan harapan.

Apalagi mengenai digitalisasi sistem pemeriksaan sebagaimana yang disampaikan Nyoman pemaparan di fit and proper test dihadapan para anggota Dewan.

Baca Juga: Syarat dan Kelengkapan Jadi Anggota BPK Dipertanyakan DPR, Begini Respons Nyoman Adhi

"Dengan kehadiran bapak (Nyoman) ini mungkin salah satu opsi yang saya tawarkan dari awal mengenai digitalisasi sistem pemeriksaan, sehingga objek terperiksa dengan pemeriksa tidak saling bertemu sama sekali," ujar Fauzi saat uji kelayakan dan kepatutan di ruang rapat Komisi XI DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/9/2021).

Dilanjutkan Fauzi, dengan adanya digitalisasi sistem pemeriksaan di dalam tubuh BPK akan memberikan hasil yang berkualitas.

"Harapan kita kualitas dari hasil pemeriksaan itu benar-benar berkualitas," tegasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR RI, Masinton Pasaribu memberikan pandangannya perihal pemaparan oleh Nyoman sebagai calon anggota BPK.

Menurutnya, presentasi Nyoman lebih komprehensif jika dibandingkan dengan beberapa calon anggota BPK yang sudah menjalani uji kelayakan.

"Kami sudah membaca sejumlah pemaparan dari calon sebelumnya, dan kalau saya mau objektif, tapi bukan untuk memuji saudara, tapi saya melihat pemaparannya lebih sedikit komprehensif," ungkap Masinton.

Masinton menyinggung ihwal integritas dan profesionalitas, sebagaimana yang disampaikan tentang lambatnya trend perbaikan government, khususnya dalam persepsi korupsi.

"Padahal kita tahu bagaimana opini WTP dan WDP disatu sisi sebagai komoditi, tetapi di sisi lain menjadi alat tekan, kita bicara fakta, komoditi untuk mendapat pundi-pundi. Tadi disampaikan juga diberikan WTP tetapi kepala daerahnya nyangkut (terlibat korupsi)," jelas Masinton.

"Ini kan tentu menjadi tantangan terhadap saudara jika nanti saudara dipilih untuk melakukan pembenahan ini. Dan BPK ke depan, saudara harus memiliki visi dan semangat BPK RI yang mampu menjawab tantangan institusi dan tantangan ke depan," tambahnya.

Diketahui pada hari pertama fit and proper test ini, Komisi XI DPR akan membagi tiga sesi bagi 9 calon anggota BPK. Sesi pertama 3 orang, sesi kedua 3 orang dan sesi ketiga tiga orang, sehingga secara keseluruhan di hari pertama sebanyak 9 calon anggota BPK.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X