Influencer Penyebar Hoaks Perlu Minta Maaf ke Publik

- Jumat, 4 Oktober 2019 | 10:34 WIB
photo/Ilustrasi/Pixabay
photo/Ilustrasi/Pixabay

Para pemilik akun media sosial dengan ribuan pengikut (influencer) dinilai perlu meminta maaf kepada publik dan pengikutnya, jika terbukti menyebarkan berita bohong atau hoaks.

"Indonesia ini budaya 'latah'-nya kuat. Latah menyebarkan berita trending, menyebarkan sesuatu yang dianggap benar, membela sosok dan golongan tertentu, sehingga beritanya jadi masif," kata pendiri dan pemimpin rumah produksi Cameo Project, Martin Anugrah di Jakarta, Kamis (3/10).

Pria yang juga memiliki 33,9 ribu pengikut dalam akun Instagram-nya itu mencontohkan kasus berita bohong soal Audrey, siswi SMP di Pontianak, Kalimantan Barat, yang mengaku menjadi korban pengeroyokan 12 siswi SMA.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Martin Anugrah (@martinanugrah) on

"Saya mengerti, kasus itu bisa meningkatkan 'engagement' dalam media sosial sehingga banyak influencer akhirnya menyorotnya. Tapi setelah kasus itu terbukti hoaks, mereka malah tidak minta maaf," katanya.

Padahal, menurut dia, permohonan maaf yang disampaikan influencer akan menjadi penanda klarifikasi bagi para pengikutnya. Dengan begitu, para pengikut sang influencer akan memahami informasi yang sebelumnya tersebar merupakan berita bohong.

Secara tidak langsung, influencer juga mengedukasi para pengikutnya agar ke depannya bisa lebih berhati-hati untuk menyebarkan informasi.

"Kalau dia tidak ngaku, tidak minta maaf, kemungkinan akan gampang kirim hoaks lagi tanpa ada rasa bersalah dan malu. Setidaknya, kalau influencer mengakui dan dia minta maaf, dia ada introspeksi diri juga," kata Martin.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X