Perempuan Akan Mendominasi Parlemen Islandia

- Senin, 27 September 2021 | 09:23 WIB
Ilustrasi perempuan. (REUTERS/Arnd Wiegmann)
Ilustrasi perempuan. (REUTERS/Arnd Wiegmann)

Islandia sepertinya telah memilih parlemen mayoritas perempuan tetapi penghitungan ulang suara pada hari Minggu menunjukkan masih akan ada lebih banyak laki-laki daripada perempuan, menurut laporan berita RUV.

Dilansir CNN Internasional, tiga puluh perempuan terpilih menjadi anggota parlemen dengan 63 kursi pada pemilihan hari Sabtu (25/9/2021), naik dari 24 dalam pemilihan sebelumnya. Hasil sebelum penghitungan ulang pada hari Minggu malam menunjukkan 33 perempuan terpilih.

Hanya tiga negara yakni Rwanda, Kuba dan Nikaragua yang memiliki lebih banyak perempuan daripada laki-laki di parlemen, sementara Meksiko dan Uni Emirat Arab jumlah laki-laki dan perempuan sama banyaknya, menurut data dari Inter-Parliamentary Union.

Di Eropa, Swedia dan Finlandia masing-masing memiliki 47% dan 46% perempuan di parlemen.

Baca juga: Islandia Jalani Eksperimen Pemotongan Jam Kerja Selama 4 Tahun, Ini Hasilnya!

Sementara di Islandia, sebuah pulau Atlantik Utara berpenduduk 371.000 orang, menduduki peringkat negara paling setara gender di dunia selama 12 tahun berturut-turut dalam laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang dirilis pada bulan Maret.

Jajak pendapat memperkirakan koalisi yang memerintah akan gagal mencapai mayoritas, tetapi lonjakan dukungan untuk Partai Progresif kanan-tengah, yang memenangkan lima kursi lebih banyak daripada tahun 2017, mendorong jumlah total koalisi menjadi 37 kursi, menurut RUV.

Anggota pemerintah saat ini, yang terdiri dari Gerakan Kiri-Hijau Perdana Menteri Katrin Jakobsdottir, Partai Kemerdekaan yang konservatif dan Partai Progresif, mengatakan sebelum pemilihan mereka akan merundingkan kerjasama lanjutan jika memegang mayoritas.

Presiden Gudni Johannesson mengatakan dia tidak akan menyerahkan mandat untuk membentuk pemerintahan baru kepada pihak mana pun tetapi akan menunggu pembicaraan koalisi di antara ketiga partai tersebut.

Partai kemerdekaan tetap yang terbesar di parlemen yakni dengan 16 kursi, tidak berubah dari pemilihan terakhir.

Pemimpin partai dan mantan Perdana Menteri Bjarni Benediktsson mengatakan dia optimis ketiga partai dapat membentuk koalisi dan dia tidak akan menuntut dia untuk memimpin pemerintahan baru.

Gerakan Kiri-Hijau dapat delapan kursi, turun dari 11 kursi pada pemilu 2017, meskipun dua anggota parlemen meninggalkan partai tak lama setelah pemilu terakhir.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X