Bank Diminta Biayai Proyek Air Warga Desa

- Rabu, 13 November 2019 | 16:37 WIB
Pembangunan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat. (PUPR).
Pembangunan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat. (PUPR).

Pemerintah Indonesia menargetkan memberikan pelayanan air minum dan sanitasi 100 persen bagi seluruh penduduk Indonesia (universal access) pada akhir tahun 2019 ini. 

Tetapi, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, capaian akses air bersih yang layak bagi masyatakat baru mencapai 72,55 persen. Atau sekitar 70 jutaan warga Indonesia diperkirakan masih belum mendapatkan akses air bersih.

"Jumlah tersebut sangat besar. Perlu kolaborasi berbagai pihak untuk mencapai akses air bersih dan sanitasi yang layak di Indonesia, terutama bagi masyarakat kelas menengah bawah," ujar Kepala Perwakilan Water.org di Indonesia, Rachmad Hidayad.

Ia mengatakan, salah satu cara agar masyarakat bisa memenuhi air bersih adalah dengan membuat pengelolaan air bersih secara berkelompok. 

Namun, lanjut Rachmad, kendala yang dihadapi dalam mengembangkan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) adalah permodalan. Karena, dana hibah yang diberikan pemerintah atau lembaga terbatas dalam menjangku atau melayani masyarkat.

"Sebenarnya masyarakat mampu mengelola sumber airnya, tetapi mereka umumnya siap untuk cara kredit atau mencicil. Maka kita mendorong adanya pembiayaan air minum dan sanitasi atau water kredit, agar masyatakat mudah mendapatkan air," katanya.

Pembiayaan ini, kata ia, bisa bersifat individual atau kelompok. Saat ini, rata-rata yang mendapatkan pembiayaan baru dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR), BMT dan Koperasi belum dari bank besar. Padahal, tingkat pengembalian kredit mencapai 99 persen. 

"Kami juga berbicara dengan lembaga penjamin, agar bank mau membiayai water kredit ini. Sementara ini, kami menjadi penjaminnya, agar bank atau lembaga keuangan, mau memberikan kredit," ujarnya.  

Water Access Manager Sustainable Development Danone Aqua, Okta Fitrianos menyatakan, pihaknya saat ini melakukan pendampingan atau capacity building untuk Kelompok Pengelola Sistem Peyediaan Air Minum dan Sanitasi (KP-SPAMS) di wilayah Jawa Timur, Boyolali dan dan Sragen, Jawa Tengah.

"Tujuannya, agar KPSPAMS ini menjadi layak mendapat kucuran kredit bank (bankable). Ini juga bagian dari program satu untuk sepuluh kami. Kami bukan lagi sedekar membangun fasilitasnya, membangun kapasitas  bisa mengelola sistem air minumnya, termasuk dalam hal administrasi," ujarnya saat berkunjung ke Indozone. Rabu (13/11).

Paling tidak, kata ia, dari program yang dilakukan Danone Aqua, ini sudah ada 30 KPSPAMS dengan jumlah 46 ribu jiwa yang terlayani akses terhadap air bersih dari target 39 ribu jiwa.

-
Kunjungan Danone-Aqua ke Indozone. (Indozone/Alwan).

Program PAMSIMAS merupakan salah satu yang diunggulkan dalam penyediaan SPAMS di wilayah perdesaan. Program ini memberikan dukungan baik untuk investasi fisik melalui pembangunan sarana dan prasarana, maupun investasi non fisik dalam bentuk dukungan teknis dan peningkatan kapasitas.

Data PUPR, program yang diluncurkan pemerintah pada tahun 2008 ini, hingga akhir tahun 2017 telah menjangkau lebih dari 16.554 desa di 365 Kabupaten/11 Kota dari 33 provinsi di seluruh Indonesia dan menambah akses air minum bagi 13.300.945 jiwa dan sanitasi bagi 10.745.224 jiwa.

Salah satu aspek yang menentukan keberlanjutan program PAMSIMAS adalah terbentuknya Kelompok Pengelola Sistem Peyediaan Air Minum dan Sanitasi (KP-SPAMS).

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X