Pemerintah Republik Indonesia memastikan perpindahan Ibu Kota Negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan.
Presiden Joko Widodo mengatakan rencana perpindahan tersebut diumumkan secara resmi pada Agustus 2019. Di kesempatan itu jugalah, Jokowi akan menunjuk daerah mana yang dipilih menjadi pengganti Jakarta.
Langkah yang dilakukan Jokowi sebenarnya bukan hal baru di dunia. Beberapa negara tercatat juga pernah melakukan kebijakan yang sama pada abad ke-20 dan 21.
Sebut saja Australia pada tahun 1927. Saat itu, pemerintah Negeri Kangguru memindahkan pusat pemerintahan mereka dari Melbourne di Victoria ke Canberra.
Lalu pada tahun 1960 pemerintah Brasil mengalihkan Ibu Kota Negara dari Rio de Janeiro ke Brasilia.
Pada tahun 1997, Kazakhstan tak lagi menempatkan Almaty sebagai Ibu Kota Negara. Mereka menunjuk Astana (yang kini dinamai Nur-Sultan) sebagai ibu kota yang baru.
Alasan Perpindahan Ibu Kota Negara
Banyak faktor yang memengaruhi kebijakan pemerintah untuk memindahkan Ibu Kota Negara. Risiko bencana alam termasuk di dalamnya.
Selain itu, ada juga alasan pemerataan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah Indonesia beralasan pemindahan ibu kota harus dilakukan karena melihat permukaan tanah di Jakarta yang rata-rata turun mencapai 7,5 cm per tahun. Belum lagi masalah air, polusi udara, ketimbangan ekonomi dan sosial di Jakarta dan daerah lainnya.
