Sektor Transportasi Lesu di Tengah Virus Corona, Ini Jurus Menhub Budi Karya Memulihkannya

- Rabu, 22 Juli 2020 | 18:27 WIB
Jajaran angkot yang terparkir di kawasan terminal Ragunan, Jakarta Selatan, sambil menunggu penumpang yang naik.(INDOZONE/Febio Hernanto)
Jajaran angkot yang terparkir di kawasan terminal Ragunan, Jakarta Selatan, sambil menunggu penumpang yang naik.(INDOZONE/Febio Hernanto)

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, mengatakan pemerintah terus berupaya untuk memulihkan sektor transportasi yang mengalami tekanan di masa pandemi virus corona. Perlu diketahui, sektor ini ikut terdampak Covid-19 karena menurunnya angka pengguna akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Saat ini kami terus mencari rumusan kebijakan yang pas yang memperhatikan keseimbangan antara dua pihak yaitu konsumen dan perusahaan transportasi. Bagaimana konsumen bisa bertransportasi dengan aman dan sehat, dan bagaimana perusahaan transportasi dapat tetap bertahan dan beroperasi di masa pandemi ini dengan sejumlah aturan protokol kesehatan seperti pembatasan kapasitas penumpang, dan sebagainya," kata Menhub Budi di Jakarta, Rabu (22/7/2020). 

Menhub mengungkapkan, kini ada sejumlah kondisi, tantangan, peluang yang terjadi di sektor transportasi pada masa pandemi. Misalnya, di sektor perhubungan udara secara global sangat terdampak oleh pandemi Covid-19, termasuk Indonesia, dimana jumlah penumpang pesawat menurun tajam sejak triwulan pertama 2020. 

"Kemudian pada Juli 2020 performanya mulai meningkat dengan pergerakan pesawat meningkat 42 persen, setelah dilakukan sejumlah upaya-upaya bersama antar stakeholder penerbangan dan juga dengan pihak terkait seperti Kemenkes dan Gugus Tugas seperti penambahan kapasitas maksimal penumpang pesawat menjadi 70 persen, perpanjangan masa berlaku rapid tes/pcr tes dari tiga hari menjadi 14 hari, pengisian Health Alert Card secara online, dan lain-lain," ujarnya.

-
Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi. (Dok. Kementrian Perhubungan)

Namun demikian, kata Budi, kondisi sebaliknya terjadi di transportasi perkotaan seperti KRL Jabodetabek, dimana minat penumpang tetap tinggi walaupun pengendalian transportasi melalui penerapan protokol kesehatan sudah dilakukan. Seperti pembatasan kapasitas maksimal penumpang dalam satu gerbong, dan lainnnya. 

"Sejumlah upaya pun telah dilakukan seperti, menyediakan armada alternatif selain KRL seperti bus dan upaya pemberlakuan jam kerja yang tidak berbarengan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya, untuk mengurangi kepadatan," bebernya.

Menhub pun menekankan, kementeriannya melakukan pengendalian transportasi dengan mengedepankan penerapan protokol kesehatan pada sarana dan prasarana transportasi Indonesia pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB). Hal dilakukan demi menciptakan masyarakat produktif dan aman dari penyebaran Covid-19 seperti arahan Presiden Joko Widodo.

Sisi lain Kemenhub juga berupaya agar industri transportasi dapat kembali pulih dan di sisi lain juga berupaya membangun kembali kepercayaan masyarakat untuk bertransportasi dengan aman dan sehat.

"Upaya-upaya maupun terobosan yang dilakukan itu tidak cukup hanya mengandalkan Pemerintah Pusat, tetapi perlu kolaborasi yang baik antara Kementerian/Lembaga, Pemda, pelaku usaha, akademisi, media, dan masyarakat," tandasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X