Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri, Mendag Buru- buru Beri Penjelasan

- Jumat, 5 Maret 2021 | 09:29 WIB
Presiden Jokowi. (Instagram/@jokowi) / Mendag M Lutfi. (ANTARA/Izmar Patrizki)\
Presiden Jokowi. (Instagram/@jokowi) / Mendag M Lutfi. (ANTARA/Izmar Patrizki)\

Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggaungkan benci produk luar negeri dan lebih mencintai produk dalam negeri tengah menjadi sorotan publik.

“Produk dalam negeri gaungkan, gaungkan juga benci produk-produk luar negeri, bukan hanya cinta tapi benci. Cinta barang kita, benci produk luar negeri. Sehingga betul-betul masyarakat kita menjadi konsumen yang loyal untuk produk-produk Indonesia,” kata Jokowi saat Rakernas.

Terkait pernyataan tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag) M Lutfi pun memberikan klarifikasinya.

Lutfi mengatakan bahwa Jokowi menggaungkan hal tersebut karena laporannya soal pelaku e-commerce di luar negeri yang telah menghancurkan UMKM fesyen muslim di Tanah Abang. Pelaku diketahui menjual produk serupa dengan harga yang jauh lebih murah.

"Perlu diluruskan ada background yang menyertai pernyataan Pak Presiden. Laporan saya ke beliau tentang laporan praktik yang tak sesuai di perdagangan e-commerce," ungkap Lutfi dalam konferensi pers virtual, Kamis (4/3/2021).

Lutfi menilai bahwa pelaku telah melakukan predatory pricing. Hal inilah yang dianggap telah membunuh kompetisi dagang yang lain. Jokowi membenci praktik tersebut karena telah menghancurkan eksistensi produk lokal.

Laporan tersebut, kata Lutfi, membuat banyak pihak yang kecewa, termasuk Jokowi. Sehingga keluar pernyataan ajakan Jokowi membenci produk luar negeri. Lutfi mengaku bersalah atas pernyataan Jokowi.

"Saya mohon kepada rekan media untuk tidak membesar-besarkan permasalahan ini. Yang salah ini adalah Menteri Perdagangan yaitu saya sendiri, karena saya memberikan laporan kepada beliau sesaat sebelum acara dimulai dan ini merupakan bentuk bukan hanya kekecewaan beliau tapi bentuk kekecewaan kita semua karena praktik yang tidak adil ini menyebabkan kerusakan yang masif pada UMKM kita," ujarnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X