Terkait Presiden Prancis Lontarkan Islamophobia, MUI: Kebebasan Ada Batasnya

- Selasa, 27 Oktober 2020 | 00:05 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (Photo/Reuters)
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (Photo/Reuters)

Sekjen Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mengatakan tidak setuju dengan pernyataan Islamophobia oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyebut penghinaan terhadap Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam sebagai bentuk kebebasan berekspresi, padahal sejatinya kebebasan ada batasnya.

"Kebebasan ada batasnya. Kita memang bebas untuk berbicara dan berekspresi tapi kita tidak boleh mempergunakan kebebasan tersebut untuk menghina dan merendahkan orang lain apalagi agamanya," kata Anwar di Jakarta, dilansir dari Antara, Senin (26/10/2020).

Buya juga mengatakan bahwa bagi umat Islam jika ada individu yang menghina dan merendahkan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam maka tentu tidak akan tinggal diam. Menurutnya, berbagai tindakan kekerasan yang dilakukan oleh umat Islam di berbagai belahan dunia nyaris tidak ada yang merupakan aksi.

Semuanya merupakan reaksi terhadap hal-hal yang dilakukan oleh orang lain terutama ketika menyakiti hati umat Islam seperti yang dilakukan oleh Presiden Prancis tersebut. Anwar juga mengatakan jika masyarakat dunia ingin tenang dan damai maka sebaiknya untuk tidak menghina dan merendahkan orang lain apalagi agama.

"Tapi saya yakin dan percaya bila yang bersangkutan meminta maaf atas sikap dan tindakannya tersebut, maka umat Islam pasti akan memaafkannya dan api permusuhan yang sudah menyala tentu akan padam. Sebab umat Islam tidak pendendam. Umat Islam adalah umat yang cinta damai," katanya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X