Bahlil Sebut Gairah Investasi Eropa di Indonesia Cukup Luar Biasa

- Jumat, 23 Oktober 2020 | 18:11 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama (kanan) dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden Jakarta. (Photo/ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama (kanan) dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden Jakarta. (Photo/ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan bahwa Belanda menjadi salah satu negara yang masuk di jajaran lima besar yang paling banyak berinvestasi di Indonesia, sepanjang triwulan III 2020. Padahal, negara tersebut juga mengalami resesi akibat pandemi COVID-19.

Dalam dalam paparan realisasi investasi secara virtual, Jumat (23/10/2020), Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan saat ini Belanda sedang masuk ke jurang resesi akibat kontraksi pertumbuhan selama dua triwulan berturut-turut.

Kemudian, negara tersebut juga mengalami terkontraksi di bidang investasi sebesar 1,7 persen pada triwulan I 2020, lalu kontraksi berlanjut hingga 9,3 persen pada triwulan II 2020.

"Ini menarik juga, Eropa sekalipun pertumbuhan ekonomi mereka defisit, tapi animo, gairah mereka untuk investasi di Indonesia cukup luar biasa. Belanda ini juga dijadikan beberapa negara jadi hub sebenarnya," kata Bahlil, dilansir dari Antara.

Bahlil menilai masuknya investasi Eropa menunjukkan bahwa negara tersebut percaya terhadap Indonesia dan ia mengklaim hal itu merupakan dampak dari upaya pemerintah yang terus melakukan reformasi regulasi.

"Ini terkait trust, terkait persepsi. Yang selama ini dilakukan pemerintah dengan perubahan regulasi, ini sudah mulai bagus dampaknya," tuturnya.

Berdasarkan catatan yang disampaikan oleh BKPM, investasi Belanda ke Indonesia pada triwulan III 2020 sebesar 517,4 juta dolar AS dengan 758 proyek. Dari pencapaian itu, Belanda berada di urutan kelima negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia setelah Singapura (2,5 miliar dolar AS), Tiongkok (1,1 miliar dolar AS), Jepang (921 juta dolar AS), Hong Kong (683 juta dolar AS).

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X