Fakta DF Si Pembina Asrama yang Jadi Predator Seks 25 Siswa, Bukan Orang Asli Papua

- Minggu, 14 Maret 2021 | 16:52 WIB
DF, pembina asrama Sekolah Taruna Papua yang cabul. (Facebook)
DF, pembina asrama Sekolah Taruna Papua yang cabul. (Facebook)

DF, pembina asrama Sekolah Taruna Papua, resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak-anak oleh Polres Mimika.

DF dijerat dengan Pasal 82 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman antara 5 hingga 15 tahun, ditambah dua per tiga dari hukuman tersebut sehingga bisa mencapai 20 tahun.

Namun, ancaman hukuman tersebut tidak sesuai ekspektasi publik yang mengetahui kasus tersebut.

Publik menginginkan agar DF dihukum kebiri alih-alih dipenjara.

DF sendiri diketahui bukan orang asli Papua (OAP). Fakta ini membuat pihak yayasan didesak untuk mengevaluasi kriteria perekrutan calon pembina asrama, dengan memprioritaskan OAP.

"Karyawan yang masuk disarankan diprioritaskan dari OAP (Orang Asli Papua). Diharapkan para karyawan yang masuk, dengan hati yang sungguh-sungguh untuk melayani siswa/i. Tata kelola pengelolahan aturan asrama di SATP harus direvisi kembali untuk para karyawan supaya tidak terulang kembali kasus yg sama maupun kasus lainnya," demikian tertulis pernyataan sikap dari SMA Lokon St Tomohon.

Pada sebuah fotonya yang beredar di media sosial, DF terlihat duduk di sebuah bangku panjang sendirian.

Ia mengenakan kaos lengan tiga perempat warna abu-abu lengan merah, dan menyampirkan tas di bahunya. Maskernya ia turunkan sampai dagu.

Ia mengenakan celana kargo warna krim dan sepatu kets warna hitam putih. Ia terlihat sedikit terpejam dalam foto itu.

Sebelumnya, puluhan hingga ratusan orang tua murid menggeruduk Sekolah Asrama Taruna Papua di SP4 Timika, pada hari Sabtu (13/3/2021), setelah mendengar adanya kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang dialami siswa di sekolah itu.

Para orang tua murid mendesak Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK), agar mengevaluasi kembali Yayasan Lokon yang kini dipercayakan mengelola Sekolah Asrama Taruna Papua.

"Ini sudah terjadi lama, ada apa? Ataukah memang sengaja ditutupi supaya kami orang tua jangan tahu. Pengelola sekolah harus bisa jelaskan dengan baik kepada kami orang tua," kata Oktovianus Kum, salah satu orang tua murid.

Dalam waktu dekat akan ada pertemuan pengelola sekolah dari Yayasan Lokon dengan pihak YPMAK dan orang tua murid.

"Kami minta YPMAK segera mengevaluasi kinerja Yayasan Lokon karena kasus ini memalukan, mencoreng wajah pendidikan di Mimika tetapi juga memengaruhi kejiwaan anak-anak kami," kata Oktovianus.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X