Keputusan Jokowi Tidak Lakukan Lockdown Dinilai Tepat oleh Erick Thohir, Ini Alasannya

- Rabu, 16 September 2020 | 11:55 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. (Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. (Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan Indonesia sedang dalam kondisi mengalami perbaikan dari sisi kematian (fatality rate) yakni dari delapan persen pada April lalu menjadi 3,99 persen.

“Memang global masih lebih baik (3,18 persen) tapi dengan kerja keras dan gotong royong bersama kita yakini angka fatality ini bisa terus kita tekan,” kata Erick seperti dilansir Antara, Rabu (16/9/2020).

Dalam kesempatan itu, Erick menyatakan saat ini Indonesia dinilai Erick sedang dalam posisi tren yang sangat baik dari sisi ekonomi jika dibandingkan dengan negara-negara G20 seperti India, Prancis, dan Inggris. Sehingga keputusan Presiden Jokowi tidak melakukan lockdown di Indonesia dinilai sudah tepat.

"Kita lebih baik, karena itu keputusan Bapak Jokowi untuk tidak me-lockdown adalah keputusan yang tepat," tegas Erick.

Jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia seperti Singapura dan Malaysia,  maka Indonesia dinilai Erick tetap lebih baik meskipun masih di bawah Taiwan dan Korea Selatan.

"Apalagi kemarin ada seorang pengamat yang baru menginformasikan kalau kita dibandingkan beberapa negara di dunia kita masih dalam kondisi optimis," kata Erick.

Tidak hanya itu, Erick menjelaskan Indonesia mempunyai pangsa pasar yang besar jika dilihat secara demografi yaitu jumlah masyarakat kelas menengah terus tumbuh dari 7 persen ke level 20 persen atau 52 juta dari total 237 juta penduduk.

"Kalau total penduduk kita 273 juta lalu middle income kita bisa growth sepertiganya itu kurang lebih 90 juta," jelas Erick.

Erick mengatakan masyarakat kelas menengah yang terus meningkat membawa potensi besar bagi pasar bahkan lebih besar dari beberapa negara besar di dunia.

"Dibandingkan negara lain seperti penduduk Korea Selatan itu 55 juta jadi hampir sama, Afrika Selatan 56 juta, bahkan Spanyol 46 juta," katanya.

Sehingga, Erick menegaskan pemerintah bersama masyarakat Indonesia harus memiliki optimisme yang besar untuk membawa Indonesia keluar dari krisis pandemi COVID-19.

"Harus ada optimisme bahwa Indonesia bisa keluar dari krisis ini," tegasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X