Kenali Tanda Kepribadian Antisosial, Salah Satunya Enggan Memakai Masker!

- Jumat, 30 Oktober 2020 | 18:43 WIB
Warga melintas di depan mural berisi ajakan melawan corona di Jalan Pahlawan Komarudin RW 03, Cakung Barat, Jakarta Timur, Sabtu (17/10/20). (Photo/Ilustrasi/ANTARA FOTO/Suwandy)
Warga melintas di depan mural berisi ajakan melawan corona di Jalan Pahlawan Komarudin RW 03, Cakung Barat, Jakarta Timur, Sabtu (17/10/20). (Photo/Ilustrasi/ANTARA FOTO/Suwandy)

Selama di tengah pandemi COVID-19, masih banyak orang yang menolak untuk mengenakan masker dengan berbagai alasan, mulai dari tak nyaman karena terlalu lama menggunakan ataupun mengganggu mobilitas mereka dalam beraktivitas.

Ternyata, berdasarkan studi dari Brazil yang dilaporkan laman The Independent, diketahui bahwa mereka yang anti-masker saat berada di ruang publik ini mungkin memiliki hubungan dengan gangguan kepribadian antisosial.

Hasil penelitian itu didapat setelah para ilmuwan melakukan survei pada lebih dari 1.500 orang dalam kelompok usia 18-73 tahun. Melalui kuesioner, mereka bertanya tentang kepatuhan para partisipan terhadap tindakan pencegahan COVID-19, termasuk memakai masker.

Hasilnya, ilmuwan menemukan ada dua pola yakni profil antisosial atau resisten terhadap tindakan keamanan dan profil empati atau patuh. Kemudian, profil antisosial itu mendapatkan skor lebih tinggi dalam pertanyaan kepribadian terkait dengan tidak berperasaan, tipu daya, permusuhan, impulsif, tidak bertanggung jawab, manipulatif, dan pengambilan risiko.

Semua itu adalah ciri khas dari gangguan kepribadian antisosial (ASPD). Mereka juga mendapat nilai lebih rendah dalam resonansi afektif. Di sisi lain, untuk mereka yang tergolong masuk profil empati memiliki skor yang lebih tinggi dalam resonansi afektif dan skor yang lebih rendah pada sifat-sifat yang terkait dengan ASPD.

Tim peneliti berharap temuan tersebut akan membantu membujuk pejabat kesehatan untuk berbuat lebih banyak untuk mendidik masyarakat dan mempengaruhi kebijakan mereka.

"Melalui pemeriksaan yang menunjukkan peningkatan pada ciri-ciri (ASPD) ini, intervensi dapat dilakukan dengan tujuan pada kesadaran yang lebih besar dan kepatuhan konsekuen dengan tindakan penahanan," kata mereka.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X