Tiongkok Peringatkan Negara di Asia untuk Tetap Waspada Terhadap Strategi AS

- Selasa, 13 Oktober 2020 | 18:41 WIB
Menteri Luar Negeri China Wang Yi berbicara saat menjadi tuan rumah makan siang dengan rekan-rekannya dari lima anggota tetap yang memegang hak veto Dewan Keamanan AS di New York, AS, (26/9/2019). (Photo/REUTERS/Yana Paskova)
Menteri Luar Negeri China Wang Yi berbicara saat menjadi tuan rumah makan siang dengan rekan-rekannya dari lima anggota tetap yang memegang hak veto Dewan Keamanan AS di New York, AS, (26/9/2019). (Photo/REUTERS/Yana Paskova)

Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi mengingatkan negara-negara di Asia untuk tetap 'waspada' atas risiko strategi Amerika Serikat yang memicu persaingan geopolitik di Laut Tiongkok Selatan dan bagian lain kawasan itu.

Dari penjelasannya, Beijing dan anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) harus bekerja sama untuk menghilangkan 'gangguan eksternal' di Laut Tiongkok Selatan. Hal itu disampaikan Wang dalam dalam konferensi pers bersama dengan Menlu Malaysia di Kuala Lumpur, Selasa (13/10/2020).

"Kami (Tiongkok dan Malaysia) sama-sama berpandangan bahwa Laut Tiongkok Selatan seharusnya tidak menjadi tempat bagi kekuatan besar yang bergulat dengan kapal perang," kata Wang, dilansir dari Antara.

"Tiongkok dan ASEAN memiliki kapasitas dan kebijaksanaan penuh, serta tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan ketenangan di Laut Tiongkok Selatan," lanjutnya.

Di samping itu, Menlu Malaysia Hishammuddin Hussein juga ikut mengatakan bahwa sengketa Laut Tiongkok Selatan harus diselesaikan secara damai melalui dialog regional.

Lebih lanjut, Tiongkok yang selama bertahun-tahun terjebak dalam sengketa maritim dengan negara-negara pesisir lainnya di Laut Tiongkok Selatan, dalam beberapa bulan terakhir telah mengadakan latihan militer di bagian-bagian yang disengketakan di jalur laut strategis itu.

Sementara itu, Washington belakangan ini memberikan tuduhan bahwa Tiongkok berusaha membangun 'kerajaan maritim' di kawasan. Menanggapi tuduhan itu, Wang menggambarkan strategi 'Indo-Pasifik' Washington, yang bertujuan untuk menjadikan AS sebagai mitra yang dapat dipercaya di kawasan itu, sebagai 'risiko keamanan' untuk Asia Timur.

 "Apa yang dikejar adalah untuk meneriakkan mentalitas perang dingin kuno dan memulai konfrontasi diantara berbagai kelompok dan blok, dan memicu persaingan geopolitik," terangnya.

"Saya yakin semua pihak melihat ini dengan jelas dan akan tetap waspada terhadapnya," kata dia menambahkan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X