Tewas saat Jual Mobil, Suami Sempat Minta Doa Istri: Sembahyang Dulu sana Biar Laku

- Senin, 21 September 2020 | 13:01 WIB
Asiong tewas dibunuh dan mayatnya dibuang ke jurang. (ist)
Asiong tewas dibunuh dan mayatnya dibuang ke jurang. (ist)

Pembunuhan Asiong, seorang pria etnis Tionghoa yang jasadnya ditemukan warga di jurang di Desa Ndaulu, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, menyita perhatian khalayak, terutama terkait kisahnya sebelum tewas.

Diketahui, ayah tiga anak itu pergi pada hari Kamis, 17 September 2020, untuk menjual mobilnya. Dia sedang bertransaksi dengan calon pembelinya ketika istrinya, Lisa, bolak-balik meneleponnya.

Pada panggilan kesekian, Asiong akhirnya mengangkat telepon istrinya.

"Saya telfon, 'Lu ke mana?'. 'Ada yang mau beli mobil,' katanya," tutur Lisa.

Berselang sejam kemudan, Asiong menelepon balik Lisa dan meminta untuk berdoa agar mobilnya laku terjual.

"'Cepat sembahyang dulu, Badut, biar lewat (terjual) Terrios ini,' katanya. Aku bilang, oke," sambung Lisa.

Di hari ketika Asiong pergi, di rumah mereka sedang ada renovasi atap kanopi. Renovasi selesai pukul 15.00 WIB.

"Udah gitu, udah selesai renovasinya jam 3, tukangnya kan minta duit (upah jasa). Saya telepon (suami), enggak diangkat dua kali. Terus anak kami yang paling besar chat papinya (suami saya), 'Pi, itu tukang kanopinya udah selesai, mau bayar berapa?' Lima ratus ribu, katanya. Terus aku telfon, kok aku telepon dan chat gak dibalas. Udah agak lama, jam 4 itu, dia balas, 'Lagi lobi lho'," kata Lisa.

Pada pukul 16.30 WIB, Asiong sempat pulang ke rumah. Namun pada saat itu, Lisa sedang tidur siang di lantai atas rumahnya, dan baru terbangun pukul 18.10 WIB. Ketika dia bangun, Asiong sudah pergi lagi.

"Jam 7, mertua telfon, tanya, 'Anak-anak siapa yang jemput?' Aku telfon dulu Asiong. Kutelfon gak angkat. Itu kalau gak salah jam 19.15. Online di WA jam 18.45. Setelah itu aku hubungi gak angkat sampai jam 01.00 WA dan hp mati semua. Sampai sekarang," katanya.

Pada tanggal 18 September 2020, Lisa sempat merasa kalau Asiong pulang larut malam, sekitar pukul 03.00 WIB. Namun, karena kantuk berat, dia tak sempat memastikan kepulangan Asiong.

"Tanggal 18, jam 3, ada suara dia lagi nangkap nyamuk pakai raket listrik. Dia kebiasaanya nangkap nyamuk dulu baru masuk kamar. Dalam hatiku udah pulang. Kutunggu terus, kok gak naik ya? Terus perasaanku dia ada buka pintunya. Tapi kok gak ada dia. Gak ada masuk. Terus aku lanjut lagi tidur," katanya.

Perasaan itu Lisa anggap sebagai petanda kalau arwah Asiong hendak memberitahunya soal kematiannya.

"Mungkin itulah aku dikasih tanda bahwa dia udah pulang tapi udah tidak dengan raganya lagi," katanya.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X