Kisah Lansia Naik Haji dengan Modal Menabung Rp30 Ribu

- Rabu, 17 Juli 2019 | 14:38 WIB
photo/ANTARA FOTO/Firman
photo/ANTARA FOTO/Firman

Demi bisa menunaikan ibadah haji, apa pun selama itu halal, pasti akan dilakukan. Meski sekarang ini biaya ibadah haji semakin mahal, ditambah dengan daftar tunggu yang sangat lama bagi masyarakat Indonesia ke Tanah Suci Makkah, Arab Saudi, hal itu tidak menyurutkan keinginan banyak umat muslim.

Hidup boleh pas-pasan, tapi soal ibadah itu nomor satu. Begitulah ungkapan yang bisa menggambarkan seorang ibu di Banua, Kalimantan Selatan (Kalsel) bernama Inar Amit Undal. Pada 19 Oktober 2019 nanti, genaplah usianya 85 tahun.

Ya, keinginannya untuk berhaji pun akan segera terwujud tahun ini. Wanita yang akrab disapa Mama Idil tersebut setiap harinya mengumpulkan uang dari hasil berjualan di kantin sekolah.

-
Mama Idil/ANTARA TV/Firman

"Saya menabung Rp30 ribu sehari dari hasil jualan. Setelah terkumpul Rp25 juta, saya lakukan setoran awal daftar haji pada tahun 2016," kata Mama Idil, dilansir dari Antara.

Jika sesuai daftar tunggu haji di Kalsel saat ini yaitu 31 tahun, maka seharusnya dia mendapat giliran berangkat pada tahun 2047 nanti. Itu bukanlah waktu yang sebentar, bahkan sangat lama untuk lansia seperti Mama Idil.

Namun, tidak ada yang mustahil di dunia. Selama ada niat, disitu pasti ada jalan. Rezeki untuk beribadah haji pun datang menghampiri Mama Idil. Doanya bisa berhaji di masa hidupnya dijabah oleh Allah SWT.

Terpilih Berangkat Tahun Ini

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ya, Mama Idil masuk dalam deretan jamaah calon haji tahun ini setelah kuota jamaah untuk haji Indonesia keberangkatan 2019 ditambah sebanyak 10.000 jamaah.

Kuota tambahan itu diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi setelah Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, bertemu dengan Raja Kerajaan Arab, Raja Salman di Istana Al Qahr al-Khas di Riyadh pada 14 April 2019.

Anak bungsu Mama Idil, Badrun namanya, tiba-tiba dihubungi pertugas Kantor Kementerian Agama Kota Banjarmasin pada Ramadhan lalu. Dia diberitahu bahwa ibunda tercinta termasuk dalam kuota tambahan untuk berangkat tahun ini.

Uang tabungan yang dikumpulkannya pun dibuka dan dihitung untuk segera melunasi sisa biaya haji reguler yang tahun ini Rp37.885.084.

"Alhamdulilah uangnya cukup dan saya bisa melunasi," tutur wanita kelahiran Desa Masukau Luar, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong ini saat ditemui di kantin MAN 3 Banjarmasin, tempatnya berjualan.

Niat Kuat untuk Berangkat Haji

Ibu enam orang anak ini berjualan menetap di kantin sekolah tersebut sejak tahun 2005. Dulunya, dia sempat menjajakan keliling kue tradisional Banjar dari kampung ke kampung sekitar rumahnya,  Jalan Sutoyo S Komplek Hidayatullah RT 30 Banjarmasin Tengah.

Sembari berdagang keliling itu, dia menitipkan dagangannya di kantin sekolah. Hingga akhirnya, dia mendapat tawaran menggunakan satu blok kantin sekolah berukuran lebih kurang 1,5 meter persegi untuk berjualan. Sejak saat itulah Mama Idil berjualan dengan dibantu anaknya.

-
Burhan, anak bungsu Mama Idil/ANTARA TV/Firman

Perjuangannya menghidupi keluarga pun semakin bertambah sepeninggal sang suami, Jamhari (Alm.) 17 tahun silam. Dia harus banting tulang bekerja mencari nafkah. Niat terbesarnya adalah berangkat haji ke Tanah Suci.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X