Sebanyak 1.632 pasian sudah melakukan praktik aborsi di klinik yang terletak di Jalan Paseban, Jakarta Pusat dan tercatat sebanyak 903 bayi sudah berhasil diaborsi oleh klinik itu. Klinik itu memiliki daya tarik sendiri dalam mencari pasiennya, bagaimana caranya?
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan klinik aborsi di Jakpus ini tidak memberikan persyaratan yang sulit kepada para pasiennya. Hal inilah yang membuat para pasien memilih menggugurkan kandungannya di klinik itu.
"Kenapa mereka memilih klinik aborsi Paseban, karena disitu bisa menyimpan rahasia pribadi dan mereka nggak perlu mencantumkan alamat mereka, yang ada hanya nama dan umur," kata Kombes Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta pada Selasa (18/2/2020).
Persyaratan tanpa identitas itulah membuat pasien yang mencapai ratusan orang itu tertarik ke klinik itu. Rata-rata, pasien di klinik itu merupakan wanita yang hamil diluar nikah.
"Rata-rata yang datang ke sana adalah orang-orang yang memang mau aborsi ilegal. Kalau legal kan jelas ada aturannya. Siapa saja yang ilegal ini yang rata-rata memang hamil d luar nikah," jelas Yusri.
Selain wanita yang hamil diluar nikah, sering kali ada wanita yang memang sengaja menggugurkan kandungannya di klinik itu. Yusri menyebut para pasien itu sengaja menggugurkan kandungannya secara ilegal.
"Kemudian juga dia mau kerja persyaratannya harus tidak boleh hamil tapi saat itu dia hamil. Ada juga yang memang dia sudah minum KB tapi dia kecolongan. Niatan mereka sudah mau menggugurkan kandungan secara ilegal," kata Yusri.
Diketahui, klinik aborsi yang terletak di Jalan Paseban Raya No.61, Paseban, Jakarta Pusat pada, 17 Februari 2020 digerebek polisi. Dalam kasus ini ada 3 tersangka yang diamankan polisi dengan peran yang berbeda-beda.
