Polemik Stafsus Milenial Jokowi: 2 Kali Offside hingga Lakukan Kesalahan Receh

- Jumat, 24 April 2020 | 20:11 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) Bersama Para Staf Khusus (Stafsus) Milenial. (ANTARA/Wahyu Putro A)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) Bersama Para Staf Khusus (Stafsus) Milenial. (ANTARA/Wahyu Putro A)

Keberadaan Staf Khusus (Stafsus) milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi sorotan. Kali ini dengan mundurnya Andi Taufan Garuda Putra, yang menyusul Adamas Belva Syah Devara.

Mundurnya kedua Stafsus Milenial Jokowi lebih banyak dilatarbelakangi dengan konflik kepentingan (vested interest). Antara jabatan yang mereka emban, yakni Stafsus Presiden dan korporasi yang ada di belakang mereka.

“Dorongan terkuat mereka mundur adalah adanya konflik kepentingan. Mereka ada di pusaran kekuasan dan industri, ini pangkal masalahnya,” ujar Peneliti Senior Institut Riset Indonesia (INSIS) Dian Permata, saat berbincang dengan Indozone, (24/4/2020).

Menurut dia, Belva Devara memiliki kaitan dengan Korporasi Ruangguru. Pasalnya, dua minggu belakangan, Ruangguru adalah salah vendor yang ditunjuk oleh pemerintah untuk memberikan pelatihan kerja dalam program Program Kartu Prakerja. 

Program kartu ini adalah salah satu andalan pasangan Jokowi Maruf dalam kampanye putaran pemilihan presiden 2019. 

-
Andi Taufan Garuda Putra dan Belva Devara yang merupakan CEO perusahaan dapat bantuan kerjasama pemerintah. (istimewa/Instagram)

Sedangkan Andi Taufan Garuda Putra, namanya mencuat lantaran surat offside yang dikirim ke camat di Indonesia. Surat itu berisikan permohonan dukungan camat kepada Amartha untuk mensukseskan penanganggulan penyebaran Covid-19. 

Dian beranggapan, tujuan kegiatan tersebut memang patut didukung. Mengingat wabah Covid-19 yang butuh ekstra kerja sama antar elemen masyarakat.

Hanya saja, menyalahi tatanan administrasi pemerintahan. Harusnya, surat itu melibatkan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan. 

Offside kedua dia (Andi) adalah dia berada di Amartha. Nah, offside sudah dua kali. Harusnya, ketika surat itu terungkap. Dia segera merespons dengan mengundurkan diri dari Staf Khusus Presiden. Ibarat main bola. Sudah off side dua kali,” kata Dian.

Keberadaan Staf Khusus Presiden yang diisi generasi milenial ini, kata Dian, dari awal diangkat memang sudah menarik perhatian. 

Hal ini tidak dapat dilepaskan dari latar belakang, garapan atau perusahaan yang mereka bangun, dan kontribusi terhadap pasangan Jokowi-Maruf selama perhelatan pemilihan presiden. Sekaligus memenuhi ekspektasi publik soal jumlah pemilih milenial dalam Pemilu 2019 yang cukup signifikan. 

“Di situ benang merahnya. Ada soal jumlah pemilih milenial. Ada soal latar belakang. Ada soal garapan mereka. Ada pula soal kontribusi,” urainya. 

-
Belva Devara Bersama Stafsus Milenial Presiden Jokowi. (Instagram/@belvadevara)

Dia menambahkan, Gracia Billy Yosapha juga tidak luput dari sorotan. Adalah soal posisi Staf Khusus Presiden yang ia samakan setingkat dengan jabatan Menteri yang sempat menjadi masalah. Ini dia tulis dalam bio salah satu sosial medianya. Ini pun sudah diulas media massa.  

“Kesalahan ini kan receh sekali. Namun, jadi bahan bullying bagi teman-teman milenial. Back fire (istilah komunikasi). Karena kata milenial sangat ikonik dengan gercep soal akurasi dan keterbukaan. Cilakanya mereka tersandung di situ. Mungkin harus diberikan jam terbang,” papar Anggota Tim Pakar Pemerintah UU 7/2017 soal pemilu. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X