Polisi menyelidiki penyebab kecelakaan maut yang merenggut banyak korban jiwa di Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang), Jawa Barat, Senin (2/9). Salah satu sebabnya adalah rem truk yang blong.
Analisis sementara, truk yang dikendarai sopir berinisial DH disinyalir tidak menggunakan engine brake ketika rem utama gagal berfungsi. DH tidak memindahkan gigi truknya ke tingkat lebih rendah demi menahan laju kendaraan.
Akibatnya, laju truk semakin cepat dan sulit dikendalikan karena membawa beban berat plus kontur jalan menurun. Piringan cakram dan tromol rem pun bakal menjadi panas, serta memuai akibat kendaraan dipakai lama secara berkesinambungan.
Faktor kualitas kampas rem juga menjadi penyebab lain rem tidak berfungsi. Biasanya situasi itu disebabkan pemilik jarang memeriksa kendaraannya .
Pemilik kendaraan juga lupa tidak mengganti minyak rem secara periodik. Minyak rem yang lama tidak diganti dapat menyebabkan kekentalannya menurun pada suhu tinggi, sehingga gagal melakukan tekanan secara normal ke peranti rem.
Beban berlebih pada muatan kendaraan juga disinyalir, membuat rem cepat panas dan akhirnya blong.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko, mengatakan DH tewas di tempat kejadian perkara (TKP) akibat gagal mengendalikan laju kendaraannya. "Dia termasuk ke dalam delapan korban yang meninggal dunia," kata Wisnu di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/9).
Kecelakaan beruntun melibatkan 21 kendaraan di Tol Cipularang. Selain menelan delapan korban jiwa, insiden itu juga mengakibatkan 28 korban luka yang dirawat di Rumah Sakit MH Thamrin, Bungursari, Purwakarta.
