Kenaikan tarif ojek online (ojol) membuat mitra pengemudi sepi penumpang. Hal ini diketahui dari hasil survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi menjelaskan hasil survei soal kepuasan publik dalam menyikapi kenaikan tarif tersebut menyatakan banyak mitra pengemudi mengeluh karena minimnya pelanggan.
Meski demikian, fenomena sepi penumpang juga berdampak positif bagi mitra pengemudi. Sebab, pendapatan mereka meningkat karena penyesuaian tarif yang telah diterapkan.
Saat ini kenaikan tarif ojek online menggunakan sistem zonasi. Kemenhub mengambil langkah ini untuk meminimalisasi timbulnya kesenjangan di sejumlah daerah.
"Berdasarkan Keputusan Menteri, kenaikan tidak begitu tinggi dan tarif sudah melalui proses serta justifikasi operator yang sudah ada. Saya sudah diskusikan dengan asosiasi pengemudi. Makanya ada tarif zona 1-3," ujar Budi Setiyadi di kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (2/9).
Grab selaku operator ojol bakal beroperasi di 224 kota/kapubaten Tanah Air. Adapun Gojek menyasar 221 kota/kabupaten. Penyesuaian tarif tidak bersifat permanen. Masih ada kemungkinan naik, tetap, atau justru diturunkan.