Buntut aksi rasisme kepada George Floyd yang terjadi Mei lalu, membuat beberapa pihak mengecam segala bentuk aksi rasisme. Hal itu pula yang dilakukan oleh Taylor Swift. Bahkan ia juga mengecam kepada tokoh historikal yang dibuatkan patungnya di kampung halamannya Tennesse, Amerika Serikat.
Menurut pelantun 'Blank Space' tersebut, figur masa lalu yang juga melakukan tindakan rasial di masa lalu tidak layak mendapatkan penghormatan seperti itu. Seperti contohnya patung figur Edward Carmack dan Nathan Bedford Forrest.
Seperti yang dikutip dari unggahan akun Twitter miliknya, Taylor Swift mengatakan kecaman pada kedua tokoh tersebut. Ia merasa kedua patung itu harusnya dirubuhkan dan tidak pantas berdiri untuk dihormati.
“Sebagai orang Tennesse, sangat muak karena merasa ada monumen (patung) yang berdiri di wilayah kami untuk merayakan figur sejarah yang rasis yang telah melakukan banyak kejahatan," tulis Taylor Swift pada Sabtu, (13/6/2020).
As a Tennessean, it makes me sick that there are monuments standing in our state that celebrate racist historical figures who did evil things. Edward Carmack and Nathan Bedford Forrest were DESPICABLE figures in our state history and should be treated as such.
— Taylor Swift (@taylorswift13) June 12, 2020
Dalam cuitannya, ia juga meminta kepada Capitol Commission dan Tennessee Historical Commission untuk memikirkan ulang implikasi dari dua patung tersebut.
Sebelumnya, patung figur Edward Carmack sempat dirubuhkan oleh para demonstran #BlaclivesMater pada aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu. Namun pihak berwenang kembali mendirikannya di tempat semula.
Hal itulah yang membuat Taylor Swift sedikit kesal. Ia pun memberikan informasi kepada para followernya terkait sosok Edward Carmack.
"FYI, Carmack adalah seorang editor surat kabar kulit putih rasis yang menerbitkan artikel mendukung hukuman mati dan menghasut pembakaran kantor Ida B. Wells (yang harusnya dibuatkan patung karena perjuangannya terhadap jurnalisme dan hak asasi manusia). Mendirikan kembali patung (Carmack) hanya buang anggaran dan kesempatan untuk melakukan seseuatu yang benar," tutur Swift.
FYI, he was a white supremacist newspaper editor who published pro-lynching editorials and incited the arson of the office of Ida B. Wells (who actually deserves a hero’s statue for her pioneering work in journalism and civil rights).
— Taylor Swift (@taylorswift13) June 12, 2020
Sedangkan tokoh Nathan Bedford Forrest merupakan tokoh sejarah semasa Perang Saudara yang telah membantai banyak orang kulit hitam dari pihak Union. Ia juga dikenal sebagai pemimpin utama organisasi rasis Klux Klux Klan yang terlibat dengan isu perbudakan pada masanya.
Then we get to this monstrosity. Nathan Bedford Forrest was a brutal slave trader and the first grand wizard of the Ku Klux Klan who, during the Civil War, massacred dozens of black Union soldiers in Memphis. https://t.co/n2DiEt9F3P
— Taylor Swift (@taylorswift13) June 12, 2020