Waspada Sebelum Beli Tiket Konser Musik, APMI Minta Penonton Cermati Promotornya

- Kamis, 23 Februari 2023 | 18:23 WIB
Ilustrasi nonton konser musik. (INDOZONE/M Rio Fani)
Ilustrasi nonton konser musik. (INDOZONE/M Rio Fani)

Akhir-akhir ini, banyak konser musik yang mendadak batal, namun uang pembelian tiket yang tidak dikembalikan. Tentunya ini adalah salah satu duri dalam industri pertunjukan hiburan yang perlu diantisipasi.

Melihat banyak kasus seperti itu, Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) mengajak calon penonton untuk mencermati setiap acara musik yang diselenggarakan. Khususnya promotor agar terhindar dari kerugian.

"Semua balik lagi ke audiens, tidak hanya pintar memilih siapa atau apa isi acara, namun juga bisa melakukan profiling siapa pembuat acara tersebut," kata Ketua APMI, Dino Hamid, seperti yang dikutip dari ANTARA, Kamis (23/2/2023).

Menurut Dino, mengenali siapa yang menyelenggarakan acara itu adalah hal dasar untuk mengurangi risiko promotor "bodong", yaitu yang mengadakan tiket pra-jual kemudian menghilang dan tidak bisa mengembalikan uang pembelian tiket kepada penonton.

Baca Juga: Produser Musik Yoo Young Jin Sebut SM Entertainment Tak Akan Ada Tanpa Lee Soo Man

Mengetahui profil promotor sebuah pertunjukan sama pentingnya dengan mengetahui siapa saja penampil di acara tersebut. Apalagi saat ini bisnis industri hiburan juga tengah berkembang pascapandemi COVID-19 selama dua tahun belakangan.

"Kurang lebih analoginya sama seperti kita nonton film favorit. Mungkin dulu kita hanya melihat siapa aktor atau aktris yang membintangi filmnya. Tetapi, sekarang mungkin banyak orang sudah mulai melihat siapa yang memproduksi film tersebut untuk mendapatkan jaminan tontonan yang memang sesuai dengan ekspektasi," kata Dino menjelaskan.

Apalagi mekanisme bisnis hiburan, kata Dino, tergolong amat sederhana karena promotor hanya perlu mencari dan membayar artis, mencari lokasi dan sponsor, lalu menjual tiket kepada masyarakat. Tetapi, ada banyak faktor yang terkait erat dengan untung-rugi penyelenggaraan acara tersebut yang menyangkut kredibilitas si promotor.

Bisnis hiburan, menurut Dino, adalah berisiko tinggi. Ketika promotor mengumumkan sebuah konser musik, tapi, respons publik tidak terlalu bagus, maka mereka berada di bawah bayang-bayang kerugian.

"Saat itu siapkah promotor rugi secara kapital? Kalau tidak siap, biasanya dia akan kabur. Tetapi, kalau memang siap, ya, harus bertanggung jawab menanggung kerugian," papar Dino.

Terkait tiket palsu, Dino beranggapan hal ini sudah sering terjadi pada bisnis hiburan sejak era konvensional. Setiap pertunjukan yang memiliki permintaan tinggi biasanya dibarengi dengan tiket yang terjual habis sehingga hal ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu.

-
Ketua Umum APMI Dino Hamid. (INDOZONE/Razdkanya Ramadhanty)

Baca Juga: APMI Sebut Bakal Ada Aturan Konser Musik Selesai Pukul 6 Sore dari Polisi

Apalagi di era digital saat ini, kata Dino, sangat mudah bagi siapapun untuk membuat microsite. Contoh kasus, ada seorang artis luar negeri bernama BLABLA  mengadakan konser di Indonesia, kemudian muncul situs BLABLA.ticket.id yang menjual tiket konser, namun, tidak diketahui siapa pembuatnya.

Orang bisa saja terkecoh membeli tiket di sana karena mengira situs itu adalah penjual resmi.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X